
Warung Selat Solo Mbak Lies lokasinya di Serengan Gg II/ 42 Solo. Akses menuju lokasinya cukup mudah, dari perempatan Serengan menuju ke arah selatan. Setelah bertemu dengan gang 2 masuk. Ada papan petunjuk di mulut gang. Dari ujung gang tersebut, warungnya sudah terlihat cukup jelas. Bisa juga diakses melalui gang dari sebelah timur, setelah melewati Jalan Bima. Dari jalan utama terlihat sepi-sepi saja, tapi setelah masuk ke dalam gang, ternyata mobil berplat nomor luar kota sudah tertata rapi di area parkir. Warung Selat Solo Mbak Lies ini memiliki design interior yang sangat menarik, menyolok dan terlihat penuh, mungkin lebih mirip dengan sebuah tempat oleh-oleh.
Berbagai pernak-pernik ala Eropa bertebaran menghiasi seluruh ruangan, piring-piring keramik menghiasi dinding bagian depan. Interior warung sangat unik karena penuh dengan berbagai ornamen yang kebanyakan terbuat dari keramik.
Ada juga payung, guci, lukisan, dan hiasan dinding lainnya yang membuat suasana di sana rame banget. Namun anehnya, meski ornamen-ornamen tersebut tumpang tindih dan terkesan ditata secara asal, secara keseleruhan, masih sedap dipandang mata.
Semua keramik yang ada di warung Selat Solo ini merupakan koleksi Mbak Lies. Semuanya dibeli, bukan buatan sendiri. Warung Selat Solo ini menempati dua area yang berseberangan, Mbak Lies sendiri mendiami rumah di sebelah kanan gang (kalau masuk gang dari arah jalan Veteran). Mbak Lies yang selalu terlihat sibuk di balik meja kasir ini, membuka Warung Selat Solo pada tahun 1987. Tepat setahun setelah ia lulus SMA. Semua resep di warungnya ini racikan Mbak Lies sendiri.
Selat Menjadi Menu Andalan
Siang itu, Warung Selat Solo Mbak Lies cukup ramai pengunjung, para karyawannya yang mengenakan seragam warna hijau-orange terlihat sangat sibuk. Saya pun berusaha untuk bisa bertemu dengan Mbak Lies secara langsung, tapi karena terlalu sibuk dengan ramainya para pengunjung yang ingin menikmati makan ditempat dan juga untuk dibawa pulang, sehingga Saya tidak bisa bertemu secara langsung. Selat Solo Mbak Lies ini sudah berdiri sejak tahun 1987-an. Sedangkan pernak-pernik ala Eropa yang menghiasi ruangannya, sebagian besar merupakan barang-barang koleksi Mbak Lies.
Dari nama warungnya saja sudah terlihat jelas bahwa selat solo merupakan salah satu menu andalan Warung Mbak Lies. Ada dua jenis selat yang ada di warung ini, selat solo atau yang sering disebut selat bestik dan selat galantine. Sedangkan untuk selat galantine dibagi lagi menjadi 2 macam, ada selat galantin kuah saos dan selat galantine kuah segar.
Selat galantine kuah saosnya terdiri dari sayuran, ada buncis, wortel, kentang, telur, rolade daging, kacang polong dan kuahnya berwarna orange agak kemerahan. Sedikit saus mustard dan juga irisan bawang merah mentah yang melengkapinya.
Sedangkan untuk yang kuah segar, ada kentang, wortel, telur pindang, rolade daging dan keripik kentang dengan kuah bening agak kecokelatan. Dan tak lupa, ditambah dengan mustard dan irisan bawang merah mentah. Lebih nikmatnya , kita harus mengaduk semuanya hingga tercampur, sehingga kita dapat merasakan perpaduan antara manis, asam dan juga gurihnya.
Jika kamu suka dengan selat galantine ini, harganya sekitar Rp 10 ribu setiap porsi sedang. Untuk porsi besar berkisar antara Rp 22 ribu sampai Rp 29 ribu. Selain menyediakan menu selat, Warung Selat Mbak Lies ini juga menyediakan timlo, gado-gado, acar tahu, stup macaroni dan sop sosis. Warung ini buka mulau pukul 09.00 sampai 17.00.
Menurut Mbak Lies, selat itu merupakan plesetan dari salad, kurang lebih sama seperti bistik yang digubah dari steak milik orang bule.
“Orang Jawa itu suka sesuatu yang kebarat-baratan,” kata Mbak Lies.
Namun tentu saja, pada akhirnya semuanya disesuaikan lagi dengan lidah lokal. Mulai dari penamaan, hingga cita rasanya.
Baca Juga : Wisata Solo, Dari Kuliner hingga Penginapan Lengkap
Be the first to comment