Pernahkah si anak tak mau lepas dari anda? Saat punya balita, sekedar untuk makan saja anda pasti tergesa-gesa, mandi tergesa-gesa karena sikecil ingin selalu bersama anda. Bahkan, saat anda buang air kecil, si kecil menunggu didepan pintu. Tentu merepotkan ya, ma!
Aktivitas anda seringkali harus terhambat karena sikecil tak mau lepas dari anda, terlebih jika anda adalah ibu rumah tangga dimana intensitas kebersamaan dengan sikecil lebih besar.
Tentu, sikecil semakin lengket dengan ibu.
Psikologi Anak

Secara psikis, anak-anak memang sangat nyaman jika selalu bersama anda.
Namun, bukan berarti anda harus selalu menemani sikecil dalam keadaan apapun.
Anak harus belajar bersosialisasi dan tidak selalu bersama orang tua. Kadangkala, orang tua seringkali bermain kucing-kucingan atau malah berbohong saat akan pergi.
Dalam dunia psikologi, ini merupakan tanda adanya separation anxiety atau kecemasan berpisah dengan orang terdekat.
Separation anxiety adalah sesuatu yang wajar terjadi.
Hampir setiap bayi mengalaminya, namun setiap bayi memiliki kadar yang berbeda. Ini merupakan fase tonggal dalam perkembagan anak.
Kecemasan berpisah terjaid karena anak belum mengerti waktu sehingga anak selalu merasa khawatir kapan ibu kembali.
Tips Agar Anak Tak Mau Lepas dengan Orang Tua
Pada saat bayi berusia 6 bulan, ia mulai sadar kehadiran orang asing selain orang tuanya. Usia 13 bulan bayi mengalami puncak kecemasan berpisah dari orang tua.
Meski memang wajar, anda harus mulai mengajarkan anak untuk mandiri dan bersosialisasi. Berikut tipsnya:
1. Stimulasi Sejak Bayi
Naluri ibu dan anak sudah tercipta sejak bayi dalam kandungan.
Naluri inilah yang menciptakan kedekatan dan rasa nyaman saat bersama ibu. Tapi bayi juga belajar memilih dengan siapa ia cenderung lebih dekat.
Umumnya, bayi akan lebih merasa nyaman jika dekat dengan orang yang seringkali bertatap muka.
Anda bisa memberikan stimulasi pada bayi dengan bermail cilukba.
Sembuyikan wajah anda dan segera tunjukkan wajah anda kembali.
Permainan ini akan memberikan pengertian bahwa ibu akan kembali di pandangan bayi.
2. Ibu Jangan Dramatis Meninggalkan Bayi
Sedini mungkin latihlah anak anda untuk berpisah dengan anda.
Jika anda hendak pergi, berikan pengertian padanya tujuan kepergian anda.
Jelaskan juga berapa lama anda pergi.
Tidak masalah jika anak anda masih bayi. Anak akan belajar memahami.
Jangan sampai meninggalkan anak dengan keadaan trauma.
Cobalah meninggalkan anak anda saat ia bermain.
Misalnya pergi ke kamar mandi, tapi ingat untuk memberikan pengertian pada sikecil.
Gunakan kata-kata yang baik dan lembut.
3. Jangan Membohongi Anak

Jika sudah terlanjur anak tak mau lepas dengan anda, jangan sekali-kali membohonginya tentang kepergian anda.
Banyak orang tua yang membohongi anak dengan mengajak petak umpet kemudian menghilang dari hadapan anak.
Jika anak sudah berusia batita, ia akan mengerti arti permainan petak umpet.
Ia tidak akan mau bermain petak umpet lagi karena kehilangan kepercayaan pada anda. ada anda.
4. Berikan pengertian
Anda dapat memberikan pengertian dengan menggendong anak anda atau mengajak berjalan-jalan kecil di halaman rumah kemudian ceritakan hal yang menarik dan bilang bahwa ibu akan kembali setelah usai aktivitas.
Baca Juga : Ini Ciri-Ciri Anak Kreatif dan Cara Mengembangkannya