Bagi seorang perupa, baik itu pelukis, penggambar, pematung, desainer dan lainya, mengetahui unsur seni rupa menjadi satu hal yang penting agar bisa membuat karya yang lebih terstruktur.
Dengan memahami unsur-unsur seni rupa, ini supaya bisa memahami dasar-dasar seni rupa dan bagaimana setiap unsur tersebut bisa saling terkait dalam sebuah karya.
Unsur seni rupa bisa menjadi alat untuk mengekspresikan ide, gagasan, perasaan, dan pesan melalui karya seni rupa.
Dari situ pula Anda dapat mengatur komposisi visual secara efektif, menciptakan keseimbangan, ritme, fokus, kontras, dan efek visual lainnya.
Baca juga : Prinsip Seni Rupa: 12 Tips Mengatur Unsur Visual
Secara umum, unsur seni rupa yang sering dijadikan sebagai rujukan terdapat tujuh macam yakni garis, bidang, warna, tekstur, volume, ruang, dan value (nilai gelap terang).
Namun beberapa buku maupun media belajar lainnya ada yang menambahkan usur seni rupa seperti: titik, struktur/pola, gerak, skala, kontras, dan isi (unsur non fisik).
Meski terdapat beberapa perbedaan yang ada, namun pada prinsip tujuannya sama, yakni menjadi dasar untuk menghasilkan karya rupa yang terbaik.
Di sini kami akan mengulas tujuh unsur seni rupa sebagai elemen dasar perupa dalam berkarya, antara lain:
1. Unsur Seni Rupa: Garis
Secara sederhana, garis adalah suatu bentuk memanjang yang memiliki arah dan dapat terlihat.
Garis bisa berupa garis nyata dari goresan maupun garis cakrawala atau garis semu yang terbentuk dari bertemunya dua bidang, benda, maupun warna.
Seperti dalam ilustrasi di atas, sebelah kiri adalah garis nyata yang terbentuk melalui berbagai media pensil.
Sedangkan di sebelah kanan terdapat garis semu yang terbentuk dari batas permukaan laut dan langit.
Dalam konteks seni rupa, garis dapat memiliki berbagai karakteristik seperti panjang, tebal, tipis, lurus, melengkung, atau berlekuk.
Garis juga dapat memiliki arah vertikal, horizontal, diagonal, spiral, atau bentuk-bentuk lainnya.

Garis dapat perupa gunakan untuk membuat bentuk, menggambarkan objek, memberikan tekstur, mengarahkan pandangan mata, atau menciptakan pola dalam sebuah karya seni.
Dalam seni rupa, garis dapat berfungsi sebagai elemen utama dalam menciptakan gambar atau dapat perupa gunakan bersama dengan unsur-unsur lainnya seperti bentuk, warna, dan tekstur untuk membentuk elemen visual yang lebih kompleks.
Dengan menggunakan garis, maka akan dapat membentuk kontur, memberikan perasaan gerakan, menyoroti atau menonjolkan detail, atau mengarahkan perhatian penonton pada area tertentu dalam karya seni.
Garis juga dapat menciptakan efek visual seperti kesan jarak, ruang, atau penekanan dalam karya seni.
Garis-garis yang paralel atau berirama dapat memberikan rasa harmoni dan keseimbangan, sementara garis-garis yang kontras atau kacau dapat menciptakan ketegangan atau dinamika visual.
Dalam seni abstrak, garis sering kali perupa gunakan sebagai ekspresi pribadi atau emosional dari seniman, sementara dalam seni representasional, garis bisa untuk menggambarkan bentuk-bentuk objek yang nyata.
Dengan begitu, garis adalah unsur penting dalam seni rupa yang memiliki peran besar dalam menciptakan struktur, pengaturan visual, dan ekspresi dalam karya seni.
Baca juga: Teknik Arsir: Cara Mudah Membuat Gambar Lebih Berdimensi
2. Unsur Seni Rupa: Bidang
Dalam seni rupa, bidang adalah elemen dasar yang mengacu pada ruang datar atau bisa juga permukaan di mana karya seni diciptakan.
Bidang adalah area yang memiliki dimensi panjang dan lebar, tetapi tidak memiliki kedalaman seperti dalam seni rupa tiga dimensi.
Bidang dapat berupa permukaan datar seperti kanvas, kertas, dinding, atau layar komputer.
Dalam bidang tersebut, seniman menciptakan karya seni dengan menggunakan elemen-elemen seperti garis, warna, bentuk, tekstur, dan value untuk mengisi atau memanipulasi ruang tersebut.
Penggunaan bidang dalam seni rupa memberikan fondasi dan ruang bagi elemen-elemen lainnya untuk berinteraksi dan membentuk karya seni.
Adapun raut bidang bisa meliputi bidang geometri, organis, bersudut, gabungan, tak beraturan, dan lainnya.

Pada karya dua dimensi, bidang tidak hanya yang menampilkan bentuk atau gambar (pictorial space) tetapi juga berupa bidang kosong atau latar dari bentuk/gambar (blank space).
Pengorganisasian bidang pada karya seni rupa banyak terjadi terutama pada karya dua dimensi
Dengan demikian, bidang adalah unsur penting dalam seni rupa yang memberikan dasar visual dan ruang bagi karya seni.
Dengan ini perupa juga bisa memainkan peran kunci dalam menciptakan komposisi, ekspresi, dan efek visual dalam karya seni dua dimensi.
3. Unsur Seni Rupa: Warna
Warna adalah salah satu unsur utama dalam seni rupa, ini merujuk pada ciri visual yang terbentuk dari spektrum cahaya yang terlihat, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Dalam seni rupa, warna berguna untuk memberikan dimensi, kehidupan, dan ekspresi pada karya seni.
Warna dapat memengaruhi suasana, emosi, dan interpretasi dalam sebuah karya seni.
Klasifikasi warna terbagi dalam beberapa kategori berdasarkan berbagai sistem, termasuk:
Sistem Warna RYB (Red, Yellow, Blue)
a. Warna Primer: Merah, kuning, dan biru.
Warna primer adalah warna dasar yang tidak dapat dihasilkan dengan menggabungkan warna lain.
Baca juga : Warna Primer: Tak Hanya Merah, Biru, dan Kuning
b. Warna Sekunder: Hijau, oranye, dan ungu. Warna sekunder adalah gabungkan dua warna primer dalam proporsi yang sama.
c. Warna Tersier: Warna campuran dari warna primer dengan sekunder.
Baca juga : Campur Warna Cat: Modal 3 Warna Dapat Banyak
Sistem Warna RGB (Red, Green, Blue)
Sistem ini merupakan dasar bagi representasi warna dari cahaya, misalnya pada layar elektronik seperti monitor komputer, televisi, dan perangkat elektronik lainnya.
Dalam sistem RGB, setiap warna diwakili oleh kombinasi intensitas yang berbeda dari tiga warna primer tersebut.
Setiap warna memiliki nilai intensitas yang berkisar dari 0 hingga 255, di mana 0 menunjukkan tidak ada intensitas dan 255 menunjukkan intensitas penuh.
Dengan menggabungkan intensitas ketiga warna primer ini dalam proporsi yang berbeda, kita dapat menciptakan berbagai warna.
-
- Ketika ketiga warna primer (Red, Green, dan Blue) memiliki intensitas nol (0), kita mendapatkan warna hitam.
- Ketika ketiga warna primer memiliki intensitas penuh (255), kita mendapatkan warna putih.
- Kombinasi intensitas yang berbeda pada masing-masing warna primer akan menghasilkan berbagai warna di antara kedua ekstrem tersebut.
Sistem Pewarnaan RGB umumnya ada dalam dunia digital, termasuk dalam pengolahan gambar, fotografi, grafis komputer, dan media elektronik lainnya.
Penggunaan sistem RGB memungkinkan tampilan yang akurat dan kaya warna pada perangkat elektronik.
Baca juga : Warna RGB: Mengenal Kode Warna dan Penggunaanya
Dalam konteks seni rupa dan desain, pemahaman tentang sistem pewarnaan RGB memungkinkan seniman dan desainer untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan tampilan pada media elektronik dan digital.
Sistem Warna CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Key/Black)
Sistem Pewarnaan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black) adalah suatu sistem warna dalam pencetakan.
Dalam sistem ini mengandalkan kombinasi empat warna primer untuk menghasilkan berbagai warna.
-
- Cyan (Biru Hijauan): Warna yang mendekati biru hijauan atau biru kehijauan.
- Magenta (Merah Keunguan): Warna yang mendekati merah keunguan atau merah purba.
- Yellow (Kuning): Warna yang mendekati kuning.
- Key/Black (Hitam): Warna hitam, sebagai komponen keempat untuk menciptakan bayangan dan tingkat kegelapan.
Dalam sistem CMYK, ketiga warna primer (Cyan, Magenta, dan Yellow) berguna untuk menciptakan warna-warna lain dengan menggabungkan intensitas masing-masing warna.
Ketika mencampur ketiga warna primer tersebut dalam jumlah yang cukup, hasilnya adalah warna netral atau hitam.
Namun, dalam praktiknya, seringkali warna hitam murni tidak akan muncul jika hanya dengan campuran warna primer CMY.
Baca juga : Sistem Warna CMYK: 4 Warna untuk Proses Cetak
Oleh karena itu, komponen keempat, yaitu warna Black (Hitam), menjadi warna pengkunci untuk meningkatkan kegelapan dan mendapatkan hitam yang lebih pekat.
Skema Warna:
1. Skema Warna Analogus: Warna-warna yang berdekatan.
2. Skema Warna Komplementer: Warna-warna yang berlawanan.
3. Skema Warna Monokromatik: Berbagai nilai dan intensitas dari satu warna tunggal.
4. Skema Warna Triadik: Tiga warna yang berjarak sama dalam roda warna.
5. Skema Warna Split Komplementer: Warna utama dengan dua warna yang berdekatan dengan warna komplementer.
6. Skema Warna Tetradik: Empat warna yang berhubungan, terdiri dari dua pasang warna komplementer.
Baca juga : 6 Skema Warna untuk Menghasilkan Karya yang Menawan
Klasifikasi warna dapat bervariasi, penting untuk Anda ingat bahwa penggunaan warna dalam seni dan desain adalah bersifat subjektif.
Banyak seniman menggunakan kombinasi warna yang tidak termasuk dalam klasifikasi tradisional untuk menciptakan efek yang unik dan eksperimental.
Warna dalam seni rupa dapat perupa gunakan sebagai elemen utama dalam menciptakan karya.
Dengan warna seniman dapat menggambarkan suasana dan memberikan identitas visual.
Kombinasi yang bijak dan pemilihan warna yang tepat dapat memiliki dampak besar pada pesan dan pengalaman estetik dalam karya seni.
4. Unsur Seni Rupa: Tekstur
Tekstur adalah unsur seni rupa yang merujuk pada tampilan permukaan dalam suatu karya seni, ada tekstur kasar dan tekstur halus.
Dalam seni rupa, tekstur dapat dilihat, dirasakan, atau bahkan hanya disimulasikan untuk menciptakan efek visual tertentu.
Tekstur terdiri dari dua jenis utama yaitu:
1. Tekstur Nyata

Tekstur nyata mengacu pada permukaan fisik yang dapat dilihat atau dirasakan dalam karya seni.
Misalnya, permukaan kasar atau halus, bergerigi, berbintik, atau berlekuk pada sebuah lukisan atau patung.
2. Tekstur Semu
Tekstur semu adalah representasi visual atau ilusi tekstur yang dibuat dengan menggunakan elemen-elemen seni rupa, seperti garis, warna, dan nilai.
Misalnya, dengan menggunakan teknik lukisan yang terampil, seniman dapat menciptakan ilusi tekstur kayu, kain, atau logam dalam sebuah lukisan yang sebenarnya memiliki permukaan yang halus.
Tekstur dalam karya seni rupa memiliki peran penting dalam menciptakan dimensi, daya hidup, dan perasaan taktil.
Taktilitas adalah kemampuan permukaan dalam karya untuk menarik sensasi perabaan.
Misalnya, permukaan kasar dapat memberikan sensasi kasar ketika Anda sentuh, sedangkan permukaan halus memberikan sensasi halus atau lembut.
Tekstur dapat memberikan efek visual yang khas pada karya seni, seperti memberikan kedalaman, menonjolkan detail, atau memberikan dimensi pada objek.
Penggunaan tekstur yang tepat dapat menciptakan kontras, pergerakan, atau fokus dalam karya seni.
Tekstur dapat Anda gunakan sebagai alat ekspresif dalam seni rupa, menciptakan suasana atau emosi tertentu.
Misalnya, tekstur kasar dapat menggambarkan kekerasan atau ketegangan, sementara tekstur halus dapat menciptakan kesan lembut atau tenang.
Tekstur dapat berperan penting dalam pengaturan visual atau komposisi sebuah karya seni.
Kombinasi dan kontras antara tekstur dapat menciptakan kesan keseimbangan atau ketidakseimbangan, memberikan kedalaman visual, atau menekankan elemen penting dalam karya seni.
Dalam seni lukis misalnya, seniman dapat menciptakan tekstur menggunakan berbagai teknik, seperti penggunaan kuas, palet pisau, penggores, atau penerapan material lain pada permukaan karya seni.
Tekstur yang diterapkan dengan bijak dapat memberikan dimensi dan keunikan pada karya seni serta meningkatkan pengalaman estetik.
Baca juga : Tekstur Nyata dan Tekstur Semu dalam Seni Rupa
5. Unsur Seni Rupa: Bentuk atau Volume
Dalam konteks seni rupa, volume adalah representasi fisik dari objek atau bentuk dalam ruang tiga dimensi.
Tak seperti dalam unsur bidang yang hanya ada panjang dan lebar saja.
Dalam unsur volume memungkinkan kita untuk mengalami dimensi ketiga, yang melibatkan kedalaman dan perspektif.
Lebih mudahnya, di sini terdapat ukuran Panjang x lebar x tinggi (kedalaman).

Dalam seni rupa dua dimensi, seperti lukisan, gambar ataupun fotografi, volume tidak dapat secara langsung dirasakan karena karya seni tersebut hanya memiliki dimensi datar.
Namun, seniman sering menggunakan teknik untuk menciptakan kesan kedalaman atau volume dalam karya seni dua dimensi.

Dalam seni rupa tiga dimensi, seniman menggunakan berbagai teknik dan bahan untuk menciptakan karya dengan bentuk, proporsi, dan ruang yang terlihat nyata.
Volume dapat dirasakan dan dilihat dengan cara berikut:
Bentuk dan Dimensi
Volume dapat diwujudkan melalui bentuk-bentuk yang memiliki ketebalan, ruang, dan proporsi yang terlihat.
Misalnya, patung memiliki volume yang jelas karena dapat dilihat dari berbagai sudut dan memiliki kedalaman yang terlihat.
Kedalaman dan Perspektif
Volume dalam seni rupa tiga dimensi menciptakan ilusi kedalaman dan ruang.
Teknik perspektif digunakan untuk menciptakan ilusi bahwa objek terletak dalam ruang tiga dimensi dan memiliki jarak yang berbeda dengan pengamat.
Proporsi dan Skala
Volume juga terkait dengan proporsi dan skala objek dalam ruang tiga dimensi.
Perbandingan antara ukuran, lebar, dan tinggi suatu objek memberikan kesan volume yang berbeda.
Keberadaan Fisik
Volume dalam seni rupa tiga dimensi dapat dirasakan secara fisik karena objek memiliki dimensi nyata dan dapat dipegang atau dilihat dari berbagai sisi.
Volume merupakan salah satu unsur penting dalam seni rupa tiga dimensi, karena memberikan dimensi dan realitas pada karya seni.
Dalam seni rupa tiga dimensi, seniman bekerja dengan ruang fisik untuk menciptakan objek yang dapat dijelajahi dan menghadirkan pengalaman multidimensi kepada penonton.
6. Unsur Seni Rupa: Ruang
Ruang adalah unsur penting dalam seni rupa yang merujuk pada lingkungan di mana objek berada dan berinteraksi.
Dalam seni rupa, ada dua jenis ruang yang umumnya dibahas:
1. Ruang Nyata (Actual Space)
Ini merujuk pada ruang fisik yang diisi oleh objek, dapat diukur dalam panjang, lebar, dan kedalaman, dan bisa dijelajahi secara fisik.
Ruang nyata dapat dirasakan secara langsung melalui indera kita.
Kita dapat merasakan jarak, kedalaman, tekstur, dan dimensi ruang dengan penglihatan, pendengaran, perabaan, dan indra lainnya.
2. Ruang Gambar (pictorial space)
Ruang gambar merujuk pada permukaan (panjang dan lebar) yang terdapat dalam karya seni dua dimensi, seperti lukisan, gambar, atau foto.
Ini hanya dapat dilihat dan dirasakan secara visual.
Kita tidak dapat langsung merasakan dimensi, jarak, atau kedalaman ruang gambar seperti dalam ruang nyata.
Ruang dalam seni rupa memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman estetik dan interaksi antara karya seni dengan pengamatnya.
Terkait dengan penggunaan area kosong dan area yang diisi obyek dalam karya seni, terdapat dua jenis ruang, yaitu:

1. Ruang Positif:
Ruang positif merujuk pada area yang diisi oleh objek, bentuk, atau elemen dalam karya, di sini yang menjadi pusat perhatian dan penekanan utama dalam karya seni.
Objek atau bentuk yang mengisi ruang positif dapat menjadi fokus visual dan memiliki peran naratif atau estetik yang lebih dominan.
Ruang positif dapat mempengaruhi komposisi dan bentuk dalam karya seni, ia berkontribusi pada pengaturan keseluruhan dan membentuk struktur visual karya seni.
2. Ruang Negatif:
Ini merujuk pada area kosong atau ruang di sekitar objek, bentuk, atau elemen dalam karya seni.
Ruang negatif adalah area yang tidak diisi oleh objek utama dan memberikan kontras dengan ruang positif.
Ruang negatif dapat memberikan perasaan keseimbangan, pernapasan, atau kontras visual dalam karya seni.
Area kosong ini juga dapat memberikan kesan ruang di antara objek atau bentuk, menciptakan ruang visual yang lebih terbuka atau ruang yang tidak terlihat pada pandangan pertama.
Ruang negatif dapat membentuk bentuk dan komposisi melalui penggunaan area kosong.
Seniman dapat memanipulasi ruang negatif untuk menciptakan efek visual, ritme, atau keseimbangan dalam karya seni.
Melalui pengaturan elemen dalam ruang, seniman dapat menciptakan perasaan kedalaman, ruang kosong yang dramatis, atau atmosfer yang diinginkan dalam karya seni.
Baca juga: Komposisi Asimetris: 9 Tips dan Contoh Membuatnya
7. Unsur Seni Rupa: Value (Nilai - Gelap terang)
Value atau gelap-terang adalah unsur seni rupa yang merujuk pada perbedaan intensitas kegelapan dan kecerahan dalam sebuah karya seni.
Hal ini mengacu pada nilai kontras (perbedaan antara area yang lebih gelap dan lebih terang) yang dapat mempengaruhi penampilan visual, kedalaman, dan ruang dalam karya seni.
Gelap-terang dalam seni rupa melibatkan kontras antara bayangan (area yang lebih gelap) dan sorotan (area yang lebih terang). Beberapa pengertian penting tentang gelap-terang dalam seni rupa meliputi:
Nilai
Nilai mengacu pada tingkat kegelapan dan kecerahan dalam karya seni.
Dalam konteks gelap-terang, nilai yang lebih rendah (gelap) dapat memberikan kedalaman dan dimensi, sementara nilai yang lebih tinggi (terang) dapat menyoroti area dan menarik perhatian penonton.
Kontras
Gelap-terang menciptakan kontras yang kuat antara area yang lebih gelap dan lebih terang.
Kontras ini dapat menciptakan penekanan visual, memberikan dimensi dan struktur, atau menyoroti elemen penting dalam karya seni.
Pencahayaan
Gelap-terang dapat mencerminkan pengaruh pencahayaan dalam karya seni.
Pencahayaan yang baik dapat menciptakan perbedaan yang dramatis antara area yang terang dan gelap, menghasilkan efek yang menarik dan mempengaruhi suasana dalam karya seni.
Ilusi Ruang
Gelap-terang juga dapat digunakan untuk menciptakan ilusi kedalaman dan ruang dalam karya seni dua dimensi.
Dengan menggunakan gradasi nilai dan perbedaan kontras, seniman dapat menciptakan ilusi tiga dimensi dan memberikan kedalaman pada permukaan datar.
Gelap-terang merupakan unsur yang penting dalam menciptakan perasaan, penekanan, dan dimensi visual dalam karya seni.
Dalam seni rupa tiga dimensi, termasuk patung, instalasi, atau karya seni arsitektur, konsep nilai juga memainkan peran penting.
Value dalam konteks seni rupa tiga dimensi merujuk pada tingkat kegelapan dan kecerahan permukaan objek dalam karya seni tersebut.
Value dalam seni rupa tiga dimensi dapat dihasilkan melalui beberapa cara:
Pencahayaan
Hal ini memainkan peran kunci dalam menciptakan perbedaan nilai pada permukaan objek.
Pencahayaan yang tepat dapat menghasilkan bayangan dan sorotan yang memberikan dimensi visual pada objek.
Tekstur
Tekstur permukaan objek juga dapat mempengaruhi nilai secara visual.
Permukaan yang kasar atau berpori dapat menangkap dan memantulkan cahaya dengan cara yang berbeda, menciptakan perbedaan nilai yang dapat memberikan kedalaman visual pada objek.
Pewarnaan
Meskipun value dalam arti tradisional terkait dengan kegelapan dan kecerahan, dalam seni rupa tiga dimensi, perubahan nilai juga dapat dicapai melalui pemilihan dan penggunaan warna yang berbeda pada permukaan objek.
Penggunaan gradasi warna atau kontras dapat memberikan dimensi visual yang menarik.
Material
Jenis material yang digunakan dalam karya seni tiga dimensi juga dapat mempengaruhi perubahan nilai.
Misalnya, material dengan reflektivitas tinggi seperti logam dapat menciptakan perbedaan nilai yang dramatis dibandingkan dengan material yang lebih absorben seperti kayu.
Pemahaman tentang nilai dalam seni rupa tiga dimensi memungkinkan seniman untuk menciptakan pengalaman visual yang lebih dalam dan dimensi yang lebih kuat dalam karya seni.
Melalui manipulasi nilai, seniman dapat mengarahkan pandangan penonton, menciptakan perasaan dramatis, atau mengkomunikasikan pesan atau emosi tertentu.
Pemahaman tentang gelap-terang memungkinkan seniman untuk memanfaatkan kontras nilai dengan cerdas dalam pengaturan elemen-elemen visual.
Penggunaan yang bijak dari gelap-terang dapat memberikan efek yang kuat dan meningkatkan kualitas visual dalam karya seni.
Baca juga : 5 Lukisan Termahal Karya Salvador Dali, Asli Bikin Ngiler