Jika Anda bingung dalam memilih warna yang tepat dalam membuat karya visual, ada baiknya coba menggunakan skema warna yang sudah lazim perupa gunakan dalam berkarya.
Skema warna adalah pilihan kombinasi warna yang bisa digunakan bersama-sama dalam suatu desain atau karya seni visual.
Pemilihan warna yang berbeda bisa menjadi cara untuk membuat interaksi warna antara satu sama lain sehingga menciptakan tampilan yang asik dalam sebuah karya.
Skema warna dapat berupa kombinasi dua warna, tiga warna, empat warna, atau bahkan lebih.
Pemilihan warna dapat berdasarkan pada prinsip-prinsip estetika, kontras, atau kesatuan dalam desain.
Baca juga : Prinsip Seni Rupa: 12 Tips Mengatur Unsur Visual
Gunakan Alat Roda Warna
Roda warna, juga populer sebagai lingkaran warna, adalah representasi visual dari spektrum warna yang tersusun dalam lingkaran.
Ini adalah alat yang untuk mengorganisasi warna secara sistematis dan memperlihatkan hubungan antara warna-warna tersebut.
Roda warna biasanya terdiri dari 12 warna utama yang ada dalam lingkaran dengan urutan tertentu.
Roda warna membantu untuk memvisualisasikan hubungan antara warna dan membantu dalam pemilihan dan penggabungan warna yang harmonis dalam desain atau seni rupa.
Dengan menggunakan roda warna, dapat terlihat kontras antara warna-warna yang berlawanan, relasi harmonis antara warna-warna yang berdekatan, serta variasi dan gradasi warna yang dapat dicapai melalui campuran warna.
Roda warna adalah alat penting bagi perancang, seniman, dan desainer dalam menciptakan skema warna yang sesuai dan menarik dalam karya mereka.
Pemahaman tentang roda warna memungkinkan mereka untuk memilih kombinasi warna yang seimbang, kontras, atau harmonis untuk mencapai efek visual yang menarik.
Baca juga : Sistem Warna CMYK: 4 Warna untuk Proses Cetak
Beberapa jenis skema warna yang yang bisa Anda gunakan untuk berkarya antara lain:
1. Skema warna Monokromatik
Skema warna monokromatik adalah penggunaan variasi atau gradasi satu warna tunggal dalam sebuah desain atau karya.
Dalam skema ini Anda hanya bisa menggunakan satu warna dasar, tetapi warna tersebut dapat Anda ubah dengan menambahkan putih (untuk mendapatkan versi yang lebih terang), hitam (untuk mendapatkan versi yang lebih gelap), atau abu-abu (untuk menciptakan nuansa netral).
Di sini, variasi intensitas dan nilai dari satu warna diterapkan untuk menciptakan kontras dalam desain, tanpa melibatkan warna-warna yang berbeda secara signifikan.
Misalnya, menggunakan berbagai tingkat kecerahan dan kegelapan dari warna biru, seperti biru muda, biru laut, dan biru tua.
Skema ini sering digunakan untuk menciptakan tampilan yang harmonis, kohesif, dan tenang dalam desain.
Kombinasi warna yang serupa bisa memberikan kesan elegan dan terkendali, serta memberikan kesan kesatuan dan konsistensi dalam karya tersebut.
Skema ini juga memberikan fleksibilitas dalam menciptakan perubahan nilai, kecerahan, dan kegelapan yang mempengaruhi tampilan visual dan suasana desain secara keseluruhan.
Baca juga : Gradasi Warna: Fungsi dan Contoh Penggunaannya
Contoh penggunaan dalam karya:
2. Skema warna Analogus
Skema warna analogus adalah penggunaan kombinasi warna yang berdekatan atau bersebelahan di dalam roda warna dalam sebuah desain atau karya.
Di sini, warna-warna analogus berada dalam posisi yang berdekatan satu sama lain dalam spektrum warna.
Ia bisa menciptakan harmoni visual dan kesatuan dengan menggunakan warna yang serupa.
Misalnya, menggunakan kombinasi merah, jingga, dan kuning dalam sebuah desain. Warna-warna ini berdekatan dalam roda warna dan memberikan kesan visual yang serasi dan nyaman.
Dalam skema warna analogus, biasanya ada warna dominan yang menjadi warna utama.
Sedangkan warna-warna lainnya berguna sebagai aksen atau untuk menciptakan perbedaan nuansa.
Kombinasi warna analogus memberikan kesan yang hangat, lembut, dan terkoordinasi secara visual.
Pemilihan warna dapat dipengaruhi oleh preferensi estetika, konteks, atau pesan yang ingin disampaikan melalui desain tersebut.
Ini sering digunakan dalam desain interior, desain mode, seni lukis, dan berbagai bidang kreatif lainnya untuk menciptakan tampilan yang kohesif dan harmonis.
Contoh penggunaan dalam karya:
3. Skema warna Komplementer
Skema warna komplementer adalah penggunaan kombinasi warna yang saling berlawanan secara langsung di dalam roda warna dalam desain atau karya.
Dengan ini, warna yang dipilih adalah warna komplementer satu sama lain.
Warna komplementer adalah pasangan warna yang berada di posisi berlawanan satu sama lain di dalam roda warna.
Contohnya adalah merah dan hijau, biru dan oranye, kuning dan ungu.
Ketika dikombinasikan, warna-warna komplementer memberikan kontras yang kuat dan menciptakan tampilan yang berenergi dan dinamis.
Skema ini sering digunakan untuk menciptakan efek visual yang menarik dan menonjol.
Kombinasi warna yang berlawanan secara kontras dapat memberikan ketegangan dan kehidupan pada desain.
Selain itu, ini juga dapat Anda gunakan untuk menyoroti atau membedakan elemen penting dalam sebuah karya.
Pemilihan warna dapat memberikan kesan yang cerah, kontras, dan menarik secara visual.
Namun, penting untuk Anda ingat bahwa penggunaan warna komplementer dalam jumlah yang berlebihan dapat menciptakan tampilan yang terlalu kuat atau berlebihan.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda gunakan dengan seimbang dan dalam proporsi yang tepat untuk mencapai hasil desain yang optimal.
Contoh penggunaan dalam karya:
4. Skema warna Triadik
Skema warna triadik adalah penggunaan kombinasi tiga warna yang terletak pada posisi yang sama jauh di dalam roda warna dalam sebuah desain atau karya.
Dalam skema ini, tiga warna yang dipilih membentuk segitiga di dalam roda warna.
Hasilnya menciptakan kontras yang kuat dan tampilan yang penuh dengan energi.
Ketiga warna saling berlawanan secara harmonis dan memberikan keseimbangan visual yang menarik.
Misalnya, kombinasi merah, kuning, dan biru dapat digunakan.
Ketiga warna ini terletak pada posisi yang sama jauh di dalam roda warna dan memberikan tampilan yang cerah, berani, dan dinamis.
Skema ini sering digunakan dalam desain grafis, seni lukis, dan desain interior untuk menciptakan tampilan yang mencolok dan berbeda.
Namun, karena memiliki kontras yang kuat, penting untuk menggunakan proporsi yang seimbang dan mempertimbangkan keseimbangan visual dalam penggunaannya.
Pemilihan warna dapat memberikan tampilan yang menarik, dinamis, dan penuh dengan kehidupan pada desain.
Perhatikan bahwa pemilihan warna harus Anda sesuaikan dengan tujuan, konteks, dan pesan yang ingin Anda sampaikan melalui desain tersebut.
Contoh penggunaan dalam karya:
5. Skema warna Split komplementer
Skema warna split komplementer atau split complementary adalah penggunaan kombinasi tiga warna, di mana warna utama dipasangkan dengan dua warna yang bersebelahan dengan warna komplementer dari warna utama tersebut di dalam roda warna.
Di sini, terdapat tiga warna yang dipilih.
Misalnya, jika warna utama adalah merah, maka warna komplementer dari merah adalah hijau.
Di sini, merah berpasangan dengan dua warna yang bersebelahan dengan hijau di dalam roda warna, misalnya, kuning-hijau dan biru-hijau.
Dengan ini bisa memberikan kombinasi warna yang menarik dan seimbang secara visual.
Kombinasi ini menciptakan kontras yang lebih lembut daripada skema warna komplementer langsung, tetapi tetap memberikan ketegasan dan perpaduan yang harmonis.
Penggunaanya sering kali pada desain grafis, seni lukis, dan desain interior untuk menciptakan tampilan yang berani, namun tetap seimbang secara visual.
Pemilihan warna dapat memberikan tampilan yang menarik, dinamis, dan memberikan keseimbangan visual yang menarik.
Perlu Anda ingat bahwa penggunaan proporsi dan keseimbangan dalam penggunaan warna tetap penting untuk mencapai hasil desain yang optimal dan menyenangkan mata.
Selain itu, pemilihan warna juga harus Anda sesuaikan dengan konteks, pesan yang ingin Anda sampaikan, dan tujuan desain yang Anda inginkan.
Contoh penggunaan dalam karya:
6. Skema warna Tetradik
Skema warna tetradik atau tetradic adalah penggunaan kombinasi empat warna dalam sebuah desain atau karya.
Empat warna yang dipilih membentuk persegi panjang di dalam roda warna.
Dalam skema ini, dua pasang warna yang saling berlawanan secara kontras dipilih.
Misalnya, warna merah dan hijau serta warna biru dan oranye. Hal ini bisa menciptakan kontras yang kuat dan memberikan banyak opsi dalam penggunaan warna dalam desain.
Pada roda warna, dua warna yang berlawanan secara langsung adalah warna komplementer, sementara dua warna lainnya yang berlawanan secara tidak langsung adalah warna terkait.
Skema ini menggabungkan kontras warna komplementer dengan warna terkait, menciptakan kombinasi warna yang dinamis dan penuh dengan variasi.
Skema ini dapat memberikan tampilan yang cerah, berani, dan menarik.
Namun, perlu Anda perhatikan bahwa penggunaan warna membutuhkan perencanaan yang matang dan pemilihan proporsi yang seimbang untuk mencapai harmoni visual.
Keseimbangan antara warna-warna yang Anda gunakan sangat penting untuk menciptakan tampilan yang menyenangkan mata.
Pemilihan warna harus mempertimbangkan konteks, tujuan desain, dan pesan yang ingin Anda sampaikan melalui karya tersebut.
Dengan perencanaan yang tepat, hal ini dapat memberikan tampilan yang menarik dan mencolok dalam desain dan seni rupa.
Contoh penggunaan dalam karya:
Pemilihan skema yang tepat dapat memberikan dampak besar pada kesan visual dan estetika suatu desain atau karya.
Warna-warna yang Anda pilih harus saling melengkapi dan menciptakan keseimbangan visual yang Anda inginkan.
Selain itu, pemilihan skema warna juga dapat mempengaruhi konteks, tujuan, dan pesan dalam desain.
Baca juga : Unsur Seni Rupa, 7 Elemen Dasar Perupa untuk Berkarya