
Normalkah jika anak suka ngemut makanan? Tentu mama sering melihat bayi suka sekali memasukkan jarinya kedalam mulut. Sebenarnya tindakan tersebut merupakan sesuatu yang wajar. Setiap bayi melewati fase oral, dimana pada fase ini setiap bayi akan merasa puas jika bisa bermain-main dengan mulutnya, misalnya mengemut jari tangan. Kepuasan area mulut ini diberikan Tuhan agar bayi mampu bertahan hidup melalui menyusu dan menikmati MPASI.
Mulut merupakan sumber kenikmatan bagi sikecil, maka ia seringkali berlingdung pada kenikmatan mulut setiap kali merasa kurang makan. Tindakan tersebut ditandai dengan kegemarannya mengemut jari ketika merasa tidak aman. Kebiasaan memberikan makanan tanpa rasa empati pada sikecil juga dapat mengakibatkan sikecil lebih sikecil lebih suka ngemut makanan. Tekanan psikologis tanpa anda sadari dapat membuat sikecil merasa terancam dan merasa tidak nyaman, maka sikecil bersembunyi dibalik mulutnya, bermain ludah, mengunci mulut setiap disuapi (GTM), atau ngemut makanan yang disuapkan ke dalam mulutnya.
Ngemut makanan dilakukan sikecil sebagai pelarian karena beberapa sebab, diantaranya
1. Berawal dari kebiasaan buruk orang tua
Kebiasaan buruk orang tua yang tidak sabaran saat menyuapi anak. Tindakan orang tua yang tidak sabaran tercermin melalui perkataan orang tua yang bermuatan negatif sehingga anak menangkapnya sebagai sebuah ancaman. Kalimat yang seringkali dilontarkan orang tua seperti;
“Jangan begitu ah, jelek!”
“Makannya ko berantakan sih dek, mama nggak suka”
“Makan nggak, kalo nggak makan ntar ayam kamu mati”.
Kalimat tanpa empati seperti diatas dapat merendahkan harga diri anak dan menempatkannya pada posisi tertindas. Sebaiknya, anda menggunakan kalimat positif yang dapat menggugah energi positif anak. Misalnya;
“Nah, kalau begini kan adek cakep”
“Yuk, kita kerja sama. Habis main kita beres-beres ya”
“Makannya dihabisin ya dek, biar adek sehat dan pintar”
baca juga:
Penting! Ini 6 Cara Merawat Bayi Baru Lahir
Ini 8 makanan penting agar anak tumbuh cerdas
10 Manfaat yogurt untuk balita
Ini bahaya teh jika dikonsumsi bayi
2. Bentuk keakuan anak
Ngemut makanan bisa jadi juga merupakan bentuk perlawanan tehadap orang tua. Di usia 2 tahun, biasanya “”keakuan” anak mulai tumbuh. Selain menangis dan berteriak, bermain dengan mulut, menyemburkan makanan, ngemut makanan merupakan ekspresi dari “keakuan” anak. Sikap ini bisa parah jika perkataan orang tua penuh dengan cercaan tanpa empati. Maka, kunci utamanya koreksi perilaku anda dalam menghadapi sikecil saat ngemut makanan.
Ngemut makanan bisa juga merupakan perlawanan si kecil terhadap pihak lain, terutama orangtua. Di usianya sekarang “keakuan” si 2 tahun dan 2 tahun berangsur mulai tumbuh. Selain menangis atau berteriak, memainkan mulut — mengunci mulut ketika disuapi, menyemburkan makanan, atau ngemut makanan yang disuapkan, merupakan ekspresi keakuan. Sikap ini semakin parah jika orangtua terus-menerus mengancamnya dengan cercaan-cercaan tanpa empati yang sangat merendahkan harga diri si kecil. Oleh sebab itu, koreksi sikap Anda jika si kecil gemar ngemut makanannya.
3. Tekstur makanan yang tidak sesuai
Anda perlu memperhatikan tekstur makanan sikecil agar ia mudah dalam mengunyah makanan. Makanan yang terlalu keras, terlalu kasar atau terlalu besar mungkin membuat sikecil malas mengunyah. Masak makanan sedikit lebih lama agar lebih empuk. Potong dengan ukuran lebih kecil agar memudahkan sikecil. Beberapa makanan mungkin lebih liat dibanding makanan lain, misalnya daging sapi. Jika ingin memberikan daging-dagingan, cincang daging agar lebih mudah dikunyah.
Be the first to comment