Tidak sedikit ibu bekerja yang tetap berjuang dan berusaha memberikan ASI eksklusif. Tidak mudah memang, tapi banyak ibu yang berhasil memberikan ASI perah (ASIP) eksklusif dengan dot meski sekaligus bekerja.
Banyak faktor yang menentukan kesuksesan pemberian ASIp oleh ibu bekerja.
Manajemen yang baik, peran pengasuh dan yang tak kalah penting cara memberikan ASIP merupakan faktor penting suksesnya ASI eksklusif bagi ibu bekerja.
Jangan anggap sepele media pemberian ASIP ya, ma.
AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) mengadopsi rekomendasi WHO dan IDAI tidak menganjurkan penggunaan dot atau botol susu pada bayi dan baita yang menyusu pada ibu.
Resiko ASIP Menggunakan Dot atau Botol Susu Bayi
Penggunaan dot atau botol susu memiliki banyak resiko, antara lain:
1. Dot Dapat Mengakibatkan Bingung Puting
Menurut AIMI, Bingung puting adalah keadaan di mana bayi memilih untuk menggunakan botol dan dot karena cara kerja meminum ASI dari botol dan dot dan payudara berbeda.
Melalui botol dan dot bayi tidak harus suckling melainkan hanya sucking.
Sedangkan pada payudara bayi harus menggunakan lidahnya untuk merangsang keluarnya ASI.
Sedangkan pada botol dan dot bayi hanya menyedot dan aliran ASIP sudah keluar dengan derasnya.
Banyak ibu yang bertanya-tanya, jika dot bayi benar-benar menyeruai puting ibu apakah tetap beresiko bingung puting?
Ma, tidak ada satupun payudara yang menyerupai bentuk maupun anatomi payudara ibu.
Cara kerja puting dan dot bayi sangat berbeda.
Dot sangat mudah mengalirkan susu, namun ketika bayi menyusu melalui payudara ia butuh bekerja keras agar ASI keluar.
Jika bayi sudah terbiasa dengan aliran susu yang berasal dari dot, ia akan menolak menyusu langsung.
Awalnya, bayi memang masih mau menyusu langsung, namun lama kelamaan bayi akan menolak.
2. Resiko Tidak Higienis Lebih Tinggi jika Memberi ASIP dengan Dot
Dot bisa dikatakan sebagai sesuatu yang kuang higienis, padahal higienitas sifatnya wajib bagi bayi karena imun tubuh belum sempurna.
Bakteri mudah berkembang biak dalam kondisi hangat. Sehabis pakai dot, langsung bersihkan.
Jika dot dalam keadaan terbuka terlalu laa atau jatuh maka harus segera Anda singkirkan.
Sisa lemak dalam dot juga sulit Anda bersihkan. Padahal hal ini bisa mengakibatkan muntah, diare, kolik dll.
3. Memberi ASIP dengan Dot Meningkatkan Resiko Kerusakan Gigi
Dot berpeengaruh bersar pada kesehatn gigi dan area mulut anak.
Penggunaan dot dalam jangka panjang dapat mengakibatkan keries gigi.
Anak yang tidak mengenal dot dan empeng, bentuk wajahnya bisa lebih proporsional.
Bentuk gigi dan geliginya juga lebih sempurna ketimban anak yang menggunakan dot.
4. Memberi ASIP dengan Dot Beresiko Infeksi Telinga
Otitis Media merupakan infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah.
Struktur saluran telinga bayi lebih dekat dengan daerah mulut dan belum memiliki sistem proteksi yang baik.
Oleh karenanya, struktur telinga bayi lebih mudah terganggu daripada orang dewasa.
Penggunaan dot dapat meningkatkan resiko otitis media.
Masalah terjadi ketika dala posisi tidur, sikecil sudah tidak lagi menyusu melalui dot tapi aliran susu tetap mengalir.
Susu yang tetap mengalir tersebut masuk ke dalam saluran eustachius dan memenuhi rongga telinga tengah.
Cairan yang terkumpul di telinga tengah kemudian dapat menjadi media infeksi bakteri.
Selain itu, adanya cairan di belakang gendang telinga akan mengganggu proses transmisi suara.
Akibatnya, anak menjadi sulit mendengar.
Fungsi telinga dapat kembali normal apabila cairan tersebut Anda buang.
5. Kebiasaan memberi ASIP dengan Dot akan Kesulitan Menyapih
Menyapih bayi yang menyusu langsung bisa lebih mudah ketimbang bayi yang menyusu dengan dot.
Sedangkan jika bayi terbiasa menyusu menggunakan gelas, kita tidak perlu khawatir untuk menyapihnya karena seumur hidup kita minum menggunakan gelas.
6. Tidak Menggunakan Dot Bisa Membantu Menjaga Bonding Ibu Dan Anak
Setiap bayi mengalami fase oral, fase di mana bayi merasa puas ketika ada interaksi pada area mulut.
Bayi merasakan kepuasan oral hanya dari uting tidak dari dot.
Oleh karenanya, bayi akan menunggu-nunggu untuk bisa menyusu langsung pada ibu. Hal ini sangat penting untuk menjaga bonding ibu dan anak.
Media Pemberian ASIP yang Disarankan
1. Cup Feeder (Gelas Sloki)
Gelas sloki merupakan media pemberian ASIP yang dirancang khusus untuk bayi.
Bentuknya menyerupai gelas sehingga bisa Anda gunakan sekaligu suntuk melatih bayi menggunakan gelas.
Gelas sloki bisa Anda gunakan pada bayi dengan kondisi berikut:
- Bayi sehat namun belum bisa atau sedang tidak bisa menyusu langsung pada ibu
- Bayi lemah, sakit atau berberat badan kurang di bawah rata-rata
- Bayi yang membutuhka pengobatan atau suplemen
- Bayi dengan kelainan pada langit-langit atau celah bibir
Kapasitas satu gelas sloki bisa menampung 30 ml/30 cc.
Meski dsiposable, gelas sloki boleh Anda gunakan berkali-kali.
Pastikan gelas sloki yang anda beli terbuat dari pastik yang memiliki kode ##5 sehingga aman Anda gunakan bayi.
Cara menggunakan gelas sloki:
- Gendong bayi anda di pangkuan. Pastikan posisi kepala bayi dalam keadaan agak tegak. Gunakan tangan untuk menopang bahu dna leher bayi.
- Berikan gelas sloki/cup feeder dengan menempelkan pada bibir bayi.
- Miringkan gelas sloki sampai ASIP menyentuh bibir bayi. Biarkan bayi menyeruput ASIP. Jangan menuangkan ASIP ke mulut bayi.
- Jaga aliran tetap mengalir agar bayi tetap konsisten menyeruput ASIP.
- Lakukan perlahan karena anda dan bayi masih sama-sama belajar.
- Lakukan atihan berulang-ulang sampai anda dan bayi mahir dan nyaman.
2. Spoon / Sendok
Sendok merupakan alat makan yang sangat mudah ditemukan.
Pemberian ASIP dengan sendok sudah dilakukan sejak botol dan dot belum ditemukan.
Ketika ibu harus berpisah dengan bayinya, sendok seringkali menjadi alat bantu yang cukup menolong.
Dalam memberikan ASIP dengan sendok sebenarnya sama dengan gelas sloki.
Posisikan bayi ahak tegak, tempelkan sendok berisi ASIP.
Biarkan mulut bayi terbuka dan sendok masuk kedalam mulut bayi.
Biasanya, resiko ASIP tumpah lebih besar.
3. Pipet
Gunakan pipet yang berasal dari plastik.
Hindari pipet yang terbuat dari kaca karena beresiko melukai bayi.
Cara menggunakan pipet adalah dengan memasukkan ujung pipet ke mulut bayi, teteskan ASIP, tunggu sampai bayi menelan ASIP-nya.
Ulangi kembali.
4. Spuit
Gunakan spuit berukuran besar, jangan gunakan jarum suntiknya.
Isi suit dengan ASIP, dekatkan ujung spuit ke mulut bayi sampai mulut bayi terbuka.
Tuangkan sedikit-sedikit ke mulut bayi.
Tunggu sampai bayi menelan ASIPnya.
Ulangi lagi.
5. Softcup Feeder
Softcup memiliki bentuk hampir sama dengan spuit besar, hanya saj ujungnya melebar seperti ujung gelas sloki.
Cara menggunakannya, isi softcup dengan ASIP, kemudian tekan ujung softcup sampai ASIP mengalir sampai mulut softcup.
Tempelkan mulut softcup ke bibir bawah bayi dan biarkan ia menyeruputnya. Jika ASIP di mulut softcup sudah hbis, tekan kembali tabungnya sampai ASIP terisi kembali.
Catatan:
Berikut adalah beberapa hal yang harus anda ingat ketika memberikan ASIP dengan media-media di atas:
- Berikan ASIP dengan media di atas ketika bayi tidak terlalu lapar atau haus.
Bayi yang terlalu lapar atau habis tidak akan sabar dan akhirnya menangis.
Terlebih jika anda dan bayi masih dalam tahap belajar, bayi bisa lebih tidak sabaran.
- Serahkan tugas memberi ASIP kepada orang lain selain ibu.
Karena bayi memiliki kecenderungan untuk mengenali sekali ibunya dan ia akan memilih untuk menyusu langsung dari pada meminum ASIP.
- Latih bayi sedini mungkin karena semakin sering latihan maka bayi akan semakin mahir meminum ASIP dan yang memberikan ASIP juga mengetahui apa yang nyaman dan tidak nyaman bagi dirinya.
- Mintalah orang yang akan memberikan ASIP mencoba semua media yang ada, cup, sendok, pipet ataupun spuit dan biarkan ia memutuskan media apa yang paling nyaman buat dia dan bayi kita.
- Masih banyak orang yang menganggap memberikan ASIP tanpa dot adalah sesuatu yang ribet dan menyusahkan.
Ini karena kita merasa tidak enak meninggalkan bayi kita pada mereka, kita akan mudah menyerah dan membiarkan bayi dengan ASIP melalui dot.
Pada kasus saya, saya ajak ibu saya ke klinik laktasi dan biarkan konselor laktasi menjelaskan panjang lebar mengenai keuntungan memberikan ASIP tanpa dot dan ia lebih percaya (dari pada dengan anaknya sendiri yang ngomong).
Dan terbukti saat ini baik ibu saya maupun si mbak yang di rumah menyatakan jauh lebih enak ketika anak terbiasa untuk minum dari gelas dari bayi,
Di umur 1 tahun 5 bulan ini dia sudah bisa minum menggunakan gelas apapun juga, tidak sibuk mensteril dan mencuci botol dan dot.
Sumber bacaan: aimi.org
Baca juga :

Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/tumz2839/public_html/wp-content/themes/flex-mag/functions.php on line 999
Koming
26 Desember 2016 at 09:46
Terimakasih article ini membuat saya lega karena bayi saya susah minum asi pake dot, sedangkan saya harus kembali bekerja, saya akan coba alternatif diatas