Seni Tatah Sungging, Seni Kerajinan Membuat Wayang

Seni tatah sungging merupakan salah satu jenis seni kerajinan yang banyak ditemukan dalam proses pembuatan wayang kulit. Tak hanya itu, kerajinan ini juga kerap diaplikasikan untuk pembuatan hiasan dinding, kipas, kap lampu atau benda-benda kerajinan yang terbuat dari kulit. Namun sampai saat ini, seni tatah sungging lebih identik dengan proses pembuatan wayang kulit.

Sesuai dengan namnya, seni tatah sungging merupakan dua kegiatan yang terdiri dari menatah (memahat) dan menyugging (mewarnai). Meski hanya disebut tatah sungging, pembuatan wayang kulit membutuhkan proses yang cukup panjang. Beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya pemilihan bahan baku berupa kulit, pengolahan kulit, penatahan, menyungging dan finishig.

Penentuan bahan baku kulit dilakukan sesuai dengan fungsi karya yang akan dibuat. Bahan kulit untuk hiasan dinding tentu akan berbeda dengan bahan pembuatan souvenir. Begitu juga dengan bahan yang digunakan untuk wayang kulit untuk pementasan.

Banyak bahan bisa dipillih dalam seni tatah sungging. Namun bahan dasar kulit yang sering digunakan adalah kulit kambing, kulit sapi maupun kulit kerbau. Masing-masing kulit mempunyai karakteristik yang berbeda. Dari ketiga jenis kulit tersebut, kebanyakan pengrajin wayang akan memilih kulit kerbau. Salah satu alasannya karena kulit kerbau lebih lentur, tidak terpengaruh suhu udara dan lebih mudah ditatah.

Proses Pembuatan Wayang

Pertama, proses pengolahan kulit. Merupakan proses membersihkan sisa-sisa daging dan bulu yang menenpel pada kulit. Untuk mempermudah membersihkan, kulit biasanya direndam dalam air terlebih dahulu sampai lunak. Baru kemudia dibentangkan pada sebuah gawangan (pigura), dijemur, dan dikerok. Pengerokan selain berfungsi untuk menghilangkan sisa daging dan bulu, juga bertujuan untuk menipiskan kulit sesuai dengan yang diinginkan.

Penatahan dilakukan setelah kulit dihaluskan dan digambar polanya. Menggambar pola wayang dapat dilakukan dengan meniru wayang yang sudah ada. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menduplikat atau sering dikenal dengan nama “ngeblak”. Proses ngeblak dilakukan agar proporsi dan anatomi wayang tetap terjaga sesuai pakem yang sudah ada. Kecuali ingin membuat wayang modifikasi.

Peralatan yang sering digunakann dalam proses penatahan wayang diantarannya seperangkat tatah, gandhen (palu kecil terbuat dari kayu), pandukan, tindih, ungkal (batu asahan) dan malam (lilin batik untuk pelicin).

Proses tatah sungging bisa diawali dengan menatah outline bentuk dasar wayang. Kemudian dilanjutkan dengan menatah detil wayang dan berbagai ornamen didalamnya hingga menjadi wayang putihan. Yakni wayang yang belum dikasih warna.

Setelah penatahan selesai, proses selanjutnya adalah menyugging wayang. Pewarnaan pada pola-pola stilasi wayang biasanya dilakukan dengan teknik gradasi garis dengan menggunakan cat sintetis. Setelah wayang selesai diwarnai selanjutnya baru diberi penyangga yang menggunakan bahan dasar tanduk kerbau, bahan sitetis ataupun bambu.

Baca juga : Balai Agung, Produsen Wayang Kulit Di Keraton Solo

Satu pemikiran pada “Seni Tatah Sungging, Seni Kerajinan Membuat Wayang”

Tinggalkan komentar