8 Kata Bijak Bahasa Jawa dan Artinya

Berbicara tentang kata bijak bahasa jawa, sebenarnya ada ratusan atau bahkan ribuan yang bisa dibahas. Kata-kata tersebut bisa bersumber dari kitab-kitab klasik jawa maupun kata yang diwariskan dari mulut kemulut oleh para leluhur orang jawa.

Kali ini admin tumpi.id akan mencoba menafsirkan beberapa kata bijak bahasa jawa dengan berbagai tema yang cukup populer di masyarakat. Tema-tema yang akan kami sajikan ini terdiri dari tema spiritual jawa, tema pengendalian diri, maupun motivasi orang jawa.

Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelem ndalan

Orang jawa memiliki keyakinan bahwasanya Tuhan akan memberi jalan kepada manusia yang mau mengikuti jalan kebenaran/kebaikan. Jalan kebenaran disini bisa dimaknai sebagai jalan yang mengikuti sifat-sifat Tuhan sendiri. Misalnya Tuhan Maha Pengasih maka manusia juga harus memiliki sifat welas asih. Tuhan Maha Bijaksana berarti manusia juga harus memiliki sifat bijaksana, dan lain sebagainya.

Semua tergantung dari niat dan kemauan. Jika seseorang memiliki niat dan kemauan menempuh jalan kebenaran, maka Tuhan-pun akan memberikan petunjuk dan jalan bagi orang tersebut.

Wong sabar rejekine jembar, Ngalah urip luwih berkah

Kalimat diatas berarti orang bersabar peluang rejekinya lebih lebar, mengalah hidup lebih berkah.

Bagi banyak orang, bersabar merupakan satu hal yang mudah diucapkan tapi sulit dijalankan. Meski demikian, banyak kejadian yang membuktikan bahwa orang-orang yang sukses dalam kehidupannya adalah mereka yang memiliki tingkat kesabaran yang cukup tinggi. Dalam menuju sukses mereka butuh proses. Selalu bisa bangkit dari kegagalan, dan dapat mengatasi berbagai persoalan dengan sabar sehingga tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

Mengalah tidak berarti kalah. Untuk hal-hal tertentu memang adakalanya seseorang harus bisa mengalah agar bisa mendapatkan yang terbaik. Ingat, terkadang seseorang harus mundur beberapa langkah untuk bisa melompat lebih jauh.

Aja gumunan, Aja getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman, Aja Geleman

Berbagai larangan yang diungkapkan dalam kata bijak ini pada dasarnya adalah peringatan pada diri kita agar bisa menjadi pribadi yang tenang. Bisa melihat sesuatu hal dari berbagai sudut pandang, dan mampu bersikap dewasa dalam merespon sesuatu.

Jeli dan teliti dalam menterjemahkan berbagai informasi yang diterima merupakan cara terbaik untuk tidak segera menyimpulkan sesuatu secara serampangan. Bisa saja apa yang kita lihat secara kasat mata bukanlah sesuatu yang benar, dunia ini penuh tipu daya untuk itu tetaplah waspada.

Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan

Perasaan benci, sakit hati, sedih, marah, maupun kecewa, bisa dipastikan setiap manusia pernah mengalaminya. Apalagi saat tertimpa masalah ataupun musibah. Ketika terjadi hal demikian, saat itulah seluruh energi dapat terkuras habis. Bahkan semangat menghilang, berbagai pikiran negatif bermunculan, dan lebih parahnya harapan hidup bisa sirna seketika.

Harus diakui bahwa solusi hati akan selalu bertumpu pada diri sendiri. Ingin tetap sedih atau selalu bahagia adalah pilihan. Setiap detik manusia diberi HAK untuk bahagia, tergantung manusianya ingin mendapatkan hak tersebut atau justru harus melewatkannya begitu saja.

Kebahagiaan  bisa hadir pada siapa saja, kapan saja. Ia hadir dimana saja, tak pandang usia, maupun status sosial. Bisa saja dari semua masalah dan musibah yang terjadi sebenarnya adalah cara Tuhan untuk mendewasakan umatnya.

Aja kuminter mundhak keblinger, Aja cidra mundhak cilaka

Jujur pada diri sendiri dan orang lain merupakan jalan hidup yang akan mampu memberi rasa aman dan nyaman bagi sesama. Menjadi orang yang “sok tahu” terhadap sesuatu hal seringkali justru akan mempermalukan diri sendiri. Begitu pula dengan kebohongan, ia akan dapat melahirkan kebohongan-kebohongan baru yang pada ujungnya akan bisa mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

Krisis identitas, sifat serakah dan tidak percaya pada diri sendiri, merupakan benih yang dapat melahirkan sifat tidak jujur. Istilah salah kaprah “Jujur Ajur” (kalau jujur  akan hancur) juga sering dijadikan sebagai alasan untuk berbuat tidak jujur pada diri sendiri maupun orang lain.

Aja milik barang kang melok

Aja milik barang kang melok (Jangan tergiur barang yang berkilau) merupakan sebuah pesan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat jangan sampai mudah tergiur oleh kemewahan yang tidak dimiliki. Nafsu ingin memiliki, ingin menguasai, ingin unjuk diri, sering kali dapat mengganggu kedamaian hati.

Menjadi pribadi yang tentram dalam kehidupan sangat terkait erat dengan kemampuan seseorang dalam mengelola berbagai keinginan yang ada dalam pikirannya. Bahagia itu sederhana, yakni bisa menikmati (mensyukuri) apa yang sudah dimiliki.

Kata Bijak : Alang alang dudu aling aling

Memiliki cita-cita yang tinggi itu boleh, namun harus sungguh-sungguh dalam menggapainya. Siapkan hati dan pikiran untuk meraihnya, karena dalam prosesnya pasti akan mengalami banyak kendala yang harus dihadapi.

Orang sukses bukanlah mereka yang tidak pernah gagal, tapi mereka yang pernah jatuh namun mampu bangkit lagi. Orang sukses adalah mereka yang mampu menganggap rintangan dan halangan sebagai tantangan untuk dihadapi. Tetap fokus, jangan pernah menyerah.

Mangasah mingising budi, Memasuh malaning bumi, Memayu hayuning bawana

Melatih ketajaman budi, membersihkan angkara-murka di bumi, dan merawat berkah dan anugerah alam, harus menjadi tujuan hidup setiap orang. Hidup hanya sekali, mari menjadi manusia yang bermanfaat bagi semesta. Rahayu.. _/\_

Baca juga : Filosofi Jawa dalam Selembar Kain Batik

Satu pemikiran pada “8 Kata Bijak Bahasa Jawa dan Artinya”

Tinggalkan komentar