Pepatah Jawa, Nasihat dan Ajaran dalam Bahasa Jawa

Pepatah Jawa atau peribahasa Jawa merupakan salah satu bentuk gaya bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa untuk memberi nasihat, teguran atau sindiran pada orang lain.

Bentuk dari pepatah jawa ini berupa kelompok kata yang singkat, padat, namun berisi berbagai norma yang bisa dipetik sebagai pelajaran hidup.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa dahulu, pepatah jawa diturunkan dari generasi ke generasi hanya secara lisan atau gethok tular.

Gaya penyampaiannya ada yang dilakukan secara lugas, ada yang menggunakan perbandingan, dan ada pula yang menggunakan perumpamaan.

Meski gaya penyampaian berbeda, namun isinya tetap mudah ditangkap oleh pihak yang dinasehati.

Secara umum pepatah jawa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni Paribasan, Bebasan dan Saloka. Berikut ini ulasannya :

Paribasan

Yang dimaksud Paribasan adalah pepatah jawa yang terdiri dari rangkaian kata yang penggunaannya tetap tidak boleh diubah dan tidak boleh dialih bahasakan menjadi bahasa krama.

Paribasan disampaikan secara lugas dan jelas, tidak menggunakan pengandaian ataupun perumpamaan dengan obyek lain.

Anak polah bapa kepradhah, 

artinya Tingkah polah anak, orang tua ikut menanggung akibatnya.

Becik ketitik ala ketara,

artinya Baik ataupun buruk pasti akan ketahuan.

Dudu sanak dudu kadang yen mati melu kelangan,

artinya meski bukan saudara jika meninggal akan turut merasa kehilangan.

Desa mawa cara negara mawa tata,

artinya setiap tempat pasti memiliki norma dan aturan yang berbeda.

Jer basuki mawa beya,

artinya untuk memperoleh kesuksessan membutuhkan modal/biaya.

Kaduk wani kurang duga,

artinya keberanian yang berlebihan biasanya kurang waspada.

 

Bebasan

Bebasan adalah pepatah jawa yang terdiri dari rangkaian kata yang bersifat tetap dalam penggunannya, tidak bisa diubah ke bahasa krama atau yang lainnya.

Kata dala bebasan ini memiliki makna konotatif, mengandung makna pengandaian.

Adapun yang diandaikan adalah keadaan, sifat, watak serta perbuatan seseorang.

Urip iku urup

 (hidup itu nyala), artinya bahwa hidup harus bisa memberi cahaya kebaikan bagi sesama.

Ngenteni endoge si blorok

 (menunggu telurnya si Blorok/ayam), artinya menunggu sesuatu hal yang belum pasti.

Ancik-ancik pucuking eri 

(berdiri di atas ujung duri), artinya sedang dalam ancaman/bahaya

Adhang-adhang tetesing embun

 (berharap tetesan embun), artinya berharap anugerah Tuhan.

Gondhelan poncoting tapih

(berpegangan pada ujung kain yang dipakai istri), artinya hidup selalu bergantung pada istri.

Nguthik-uthik macan turu

 (mengganggu harimau tidur), artinya mencari masalah.

Nututi kidang lumayu

(mengejar kijang lari), artinya mengejar sesuatu yang tidak mungkin bisa diraih.

 

Saloka

Saloka adalah pepatah jawa yang terdiri dari rangkaian kata yang bersifat tetap dalam penggunannya, tidak bisa diubah ke bahasa krama atau yang lainnya.

Kata dala bebasan ini memiliki makna konotatif, mengandung makna pengandaian, namun dalam saloka semua kata dibandingkan/diandaikan dengan obyek lain, yang dipakai sebagai pengandaian bisa binatang maupun benda.

Kebo nusu gudel

(kerbau menyusu pada anaknya), artinya orang tua yang minta diajari oleh orang yang lebih muda.

Kakehan gludug kurang udan

(terlalu banyak petir kurang/tidak hujan), artinya terlalu banyak bicara namun tak ada bukti.

Cecak nguntal cagak

(cicak makan tiang), artinya cita-cita yang tidak mungkin bisa diraih karena tidak sesuai dengan kekuatannya.

Asu rebutan balung

(anjing berebut tulang), artinya berdebat pada hal yang sepele dan tak ada yang mau mengalah.

Mburu uceng kelangan deleg

(mengejar ikan kecil kehilangan ikan besar), artinya mengejar barang sedikit tapi kehilangan barang banyak.

Baladewa ilang gapite,

(wayang kulit baladewa kehilangan penjepit-pegangannya), artinya segala kegalakan, kegagahan, kegarangannya hilang dan tidak berarti lagi.

Baca juga : 8 Kata Bijak Bahasa Jawa dan Artinya

sumber gambar : pixabay.com

Berikut ini meme gambar pepatah jawa yang bisa digunakan sebagai DP BBM :

adhang-adhang tetesing embun

cecak nguntal cagak

diwenehi ati ngrogoh rempelo

dudu sanak dudu kadang

esuk tempe sore dhele

gupak pulute ora mangan nangkane

gusti paring dalan kanggo uwong sing gelem ndalan

kacang ora ninggal lanjaran

kakehan gludug kurang udan

kata-bijak-jawa-aja-milik-barang-kang-melok

kata-bijak-jawa-alang-alang-dudu-aling-aling

kata-bijak-jawa-urip-iku-urub

mangasah mingising budi (2)

njagakake endoge si blorok

setan ora doyan dhemit ora ndulit

2 pemikiran pada “Pepatah Jawa, Nasihat dan Ajaran dalam Bahasa Jawa”

Tinggalkan komentar