Sebagai tokoh dunia dalam aliran kubisme, Pablo Picasso memiliki ribuan karya seni, tak hanya lukisan, ia juga banyak membuat patung, seni grafis, keramik, kostum penari balet sampai tata panggung.
Pria nyentrik ini lahir pada tanggal 25 Oktober 1881 di Málaga, Andalusia, Spanyol.
Picasso telah menunjukkan bakat artistiknya semenjak usia dini, ia mendapatkan pelatihan seni awal dari ayahnya, yang merupakan seorang guru seni.
Pada usia 14 tahun, Picasso masuk ke Sekolah Seni di Barcelona, kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Seni Rupa di Madrid.
Pada awal abad ke-20, ia pindah ke Paris, Prancis, yang saat itu kota tersebut menjadi pusat seni dan intelektual dunia.
Di sana, Picasso bertemu dengan para seniman terkenal, pada waktu itu ia mengembangkan gaya seni Kubisme bersama Georges Braque.
Sampai tutup usia pada 8 April 1973, Picasso menciptakan ribuan karya seni dalam berbagai gaya dan teknik.
Baca juga : 10 Pelukis Terkenal Dunia yang Perlu Anda Tahu
Adapun beberapa karya lukisan Pablo Picasso yang paling terkenal antara lain:
1. “Les Demoiselles d’Avignon”

Ini adalah salah satu karya yang terkenal dan cukup berpengaruh dalam sejarah seni rupa modern, selanjutnya karya ini menjadi penanda awal mula periode Kubisme dalam karir Pablo Picasso.
Lukisan ini menampilkan lima wanita dengan wajah dan tubuh yang terdistorsi, Picasso menggabungkan berbagai sudut pandang dan bentuk geometris untuk menciptakan kesan rumit dan ketidakstabilan visual.
Sebelumnya lukisan tersebut berjudul “The Brothel of Avignon,” namun karya ini kemudian diubah namanya menjadi “Les Demoiselles d’Avignon” (The Young Ladies of Avignon).
2. “Ma Jolie”

“Ma Jolie” adalah lukisan Picasso yang mencerminkan periode Kubisme Analitisnya.
Dalam karya ini, Picasso mengeksplorasi bentuk dan dimensi dengan memecah dan menguraikan objek menjadi bentuk geometris yang kompleks.
Lukisan ini menampilkan seorang wanita yang duduk di atas kursi, dengan latar belakang ruangan yang terdistorsi dan terpecah.
Sedangkan nama “Ma Jolie” sendiri dalam bahasa Prancis berarti “Kekasihku.”
Karya ini dianggap sebagai penghormatan Picasso kepada kekasihnya pada saat itu, Marcelle Humbert, yang dikenal sebagai Eva Gouel.
Dalam lukisan “Ma Jolie,” Picasso menggunakan bentuk-bentuk geometris, garis, dan perpaduan warna yang canggih agar dapat menciptakan visual yang rumit dan menarik.
Karya ini menunjukkan kemajuan teknis dalam menguraikan bentuk dan menggambarkan objek dengan cara yang unik dan kreatif.
3. “Still Life with Chair Caning”

Lukisan “Still Life with Chair Caning” adalah karya Picasso yang inovatif dan cukup kontroversial dalam seni rupa modern saat itu.
Ini merupakan salah satu contoh lukisan paling awal dari teknik kolase, di mana Picasso menggabungkan teknik melukis dengan bahan asli, seperti kursi dengan kain rajut dan sepotong kain payung yang menempel pada lukisan.
Baca juga : 35 Teknik Berkarya Seni Rupa 2 dan 3 Dimensi
Dalam lukisan tersebut menampilkan potret kursi rotan yang diberi topi dan kain rajut di atasnya.
Sedangkan di bagian bawah, terdapat sepotong kain payung yang ditempelkan pada kanvas.
Di sampingnya, Picasso melukiskan beberapa benda, termasuk sebotol anggur dan gelas, yang dipengaruhi oleh teknik Kubisme Analitis.
“Still Life with Chair Caning” menjadi salah satu karya yang menandai eksplorasi Picasso dalam seni kolase, yang kemudian menjadi bagian integral dari seni rupa modern.
Karya ini menggambarkan kreativitas seniman dalam menciptakan bentuk baru dan memecahkan batas-batas tradisional seni rupa.
4. “Guernica”

Lukisan “Guernica” adalah salah satu karya paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah seni rupa modern.
Lukisan ini memiliki pernyataan yang kuat tentang kejadian tragedi perang sipil Spanyol.
Dalam karya ini, Picasso menggambarkan peristiwa pemboman kota Guernica oleh pasukan Jerman dan Italia selama Perang Saudara Spanyol pada tahun 1937.
Lukisan ini berukuran besar dengan warna monokrom yang memberikan kesan kecemasan, ketakutan, dan keputusasaan.
Di tengah-tengah kanvas, terdapat sosok kuda yang hancur dan tubuh wanita mati yang menggambarkan penderitaan dan kehancuran akibat perang.
Selain itu, Di situ juga terdapat berbagai bentuk dan simbol yang mencerminkan penderitaan rakyat sipil dan kekacauan akibat perang.
“Guernica” tidak hanya merupakan karya seni yang luar biasa secara visual, tetapi ia juga sebuah catatan penting yang menyampaikan pesan moral kuat.
Lukisan ini menjadi simbol perlawanan terhadap kekerasan sekaligus pernyataan tentang pentingnya perdamaian dan kemanusiaan.
5. “Girl with a Mandolin”

Lukisan “Girl with a Mandolin” adalah contoh lain dari periode Kubisme awal Picasso.
Dalam karya ini, Picasso menggambarkan seorang wanita dengan alat musik mandolin di tangannya.
Lukisan ini menggunakan teknik Kubisme Analitis, di mana bentuk objek terurai menjadi potongan-potongan geometris yang rumit.
Picasso mengeksplorasi cara pandang berbeda dalam menghadirkan wanita dan mandolinnya, sehingga menciptakan tampilan yang abstrak dan kompleks.
Dia menggunakan perpaduan warna dan bentuk yang inovatif agar dapat menciptakan efek visual yang menarik dan penuh ekspresi.
6. “Three Musicians”

Ini adalah salah satu karya klasik dalam periode Kubisme Synthetique Picasso.
Dalam karya tersebut, Picasso menggambarkan tiga musisi dengan bentuk-bentuk yang lebih mudah dikenali daripada Kubisme Analitisnya.
Tiga tokoh ini tergambarkan dalam warna-warna cerah dan bentuk yang lebih sederhana, memberikan kesan yang lebih harmonis dan bersahaja.
Karya ini menggambarkan tiga tokoh sedang bermain musik dengan berbagai instrumen, termasuk biola, klarinet, dan gitar.
Ketiganya tampak saling berinteraksi dan bermain musik bersama.
Melalui gaya Kubisme Synthetique, Picasso berhasil menggabungkan berbagai elemen agar dapat menciptakan harmoni dan keindahan dalam komposisi seni.
7. “The Weeping Woman”

Lukisan ini juga salah satu karya Picasso yang cukup terkenal pada periode Kubisme dan Guernica.
Karya ini adalah salah satu dari serangkaian karya yang terinspirasi dari wajah Dora Maar, seorang fotografer sekaligus kekasih Picasso pada saat itu.
Dalam karya tersebut, Picasso menggambarkan wajah Maar dengan ekspresi menyedihkan dan menangis yang mencerminkan rasa kecemasan dan penderitaan.
Dalam lukisan tersebut menggunakan warna yang tajam dan bentuk yang ekspresif, sehingga menciptakan tampilan yang dramatis dan menyayat hati.
“The Weeping Woman” memberikan gambaran sebuah perasaan kesedihan dan keputusasaan yang kuat.
Ini juga menjadi salah satu karya Picasso yang menjadi pernyataannya tentang ketidakadilan dan kekejaman perang.
8. “Portrait of Daniel-Henry Kahnweiler”

Karya ini adalah potret dari Daniel-Henry Kahnweiler, seorang seniman dan kritikus seni yang mendukung dan mewakili Picasso pada awal kariernya.
Dalam karya tersebut, Picasso menggunakan teknik Kubisme Analytical untuk menggambarkan Kahnweiler dalam bentuk yang abstrak dan terdistorsi.
Potret ini menampilkan Kahnweiler dengan sudut pandang yang berbeda dan bentuk-bentuk geometris yang kompleks.
Picasso mencoba menangkap esensi dan karakter Kahnweiler dengan cara yang tidak konvensional, memperlihatkan ketajaman analitisnya dalam memahami bentuk dan rupa.
9. “Glass and Bottle of Suze”

Pada lukisan yang berjudul “Glass and Bottle of Suze”, Picasso menunjukkan perkembangan awal Kubisme.
Dalam karya ini, dia menggambarkan sebuah gelas dan botol minuman “Suze” dengan sudut pandang yang berbeda.
Karya ini adalah contoh bagaimana Picasso menguraikan bentuk objek ke dalam bentuk-bentuk geometris yang kompleks dan abstrak.
Ia menggunakan warna cerah dan garis-garis tegas, supaya menciptakan tampilan yang unik dan menarik.
Picasso berhasil menciptakan karya seni yang tidak hanya merepresentasikan objek secara realistis, tetapi juga membawa dimensi baru melalui perspektif dan dekonstruksi visual.
10. “Portrait of Ambroise Vollard”

Karya ini adalah sebuah potret dari Ambroise Vollard, seorang galeris seni terkenal yang mendukung dan mewakili banyak seniman terkenal pada masanya, termasuk Pablo Picasso.
Dalam karya tersebut Picasso menggunakan gaya Kubisme Analytical untuk menggambarkan wajah Vollard dalam bentuk yang terdistorsi dan terpecah-pecah.
Lukisan ini menampilkan sudut pandang dari depan dan profil Vollard secara bersamaan.
Ini mencerminkan eksplorasi Picasso tentang perspektif dan dimensi.
Dia menggunakan garis-garis tegas agar menciptakan efek visual yang unik dan menarik.
“Portrait of Ambroise Vollard” menunjukkan kemampuan Picasso dalam merevolusi cara pandang tentang potret dan menyajikan karakteristik unik individu tersebut.
11. “Houses on the Hill”

“Houses on the Hill” adalah lukisan lanskap yang menunjukkan periode awal Kubisme Picasso.
Dalam karya ini, dia menggambarkan pemandangan rumah-rumah di perbukitan dengan menggunakan bentuk-bentuk geometris yang lebih sederhana dan abstrak.
Lukisan tersebut menampilkan palet warna yang cerah dan perspektif yang unik, menciptakan tampilan lanskap yang inovatif dan menarik.
“Houses on the Hill” adalah contoh bagaimana Picasso mulai menggunakan pendekatan Kubisme dalam melukis pemandangan dan mengeksplorasi bentuk-bentuk baru dalam seni rupa.
12. “Man with a Pipe”

Karya ini merupakan lukisan potret seorang pria yang mencerminkan periode awal Kubisme Synthetic Picasso.
Dalam karya ini, dia menggambarkan seorang pria dengan pipa dalam bentuk-bentuk geometris sederhana dengan warna yang lebih cerah.
Lukisan tersebut menampilkan pendekatan yang lebih sintetik dalam menggabungkan bentuk-bentuk dan warna, menciptakan tampilan yang lebih bersahaja dan lebih mudah dikenali daripada Kubisme Analytical-nya.
“Man with a Pipe” adalah contoh bagaimana Picasso terus bereksperimen dengan berbagai gaya seni dalam kariernya sehingga dapat menciptakan karya-karya yang lebih beragam dan inovatif.
13. “Painter and Model”

Salah satu seniman yang selalu diperhatikan oleh Picasso adalah Matisse.
Picasso mengakat Matisse dalam lukisannya yang berjudul “Painter and Model”.
Dalam karya tersebut ia menggambarkan hubungan antara seniman dan modelnya, Picasso menggambarkan Matisse yang sedang melukis seorang model.
Karya ini menampilkan nuansa intim dan kesederhanaan dalam interaksi antara seniman dan subjeknya.
Picasso menggunakan bentuk-bentuk yang lebih abstrak dan penggunaan beberapa warna agar menciptakan suasana yang hangat dan penuh ekspresi.
“Painter and Model” menunjukkan pandangan Picasso tentang proses kreatif seniman dan hubungan antara seniman dan objek seni.
14. “Artist and His Model”

Dalam lukisan ini, Picasso mengungkapkan hubungan yang rumit antara pelukis dan modelnya.
Ia mengecat dengan warna abu-abu dan gaya ini menjadi titik awal Picasso dalam membuat rangkaian karya yang panjang dengan gaya tematik.
Dalam gaya ini, sosok subjek dibangun di atas jalinan garis lengkung.
Lukisan ini, bersama lukisan lainnya, misalnya lukisan The Dressmaker’s Workshop, adalah gaya kontemporer yang menggunakan komposisi warna monokromatik.
Pola bentuk bulat adalah simbol untuk gaya yang disebut “Curvilinear Cubism”.
Lukisan ini merupakan representasi simbolis dari tindakan penciptaan dan menjadi tema utama dalam karya Picasso.
15. “Jacqueline Kneeling”

Tahun 1954 adalah tahun yang menyedihkan bagi Picasso.
Beberapa teman lamanya, termasuk penulis Maurice Raynal dan Paul Eluord, dan pelukis Henri Matisse baru saja meninggal.
Kepergian Francoise dan anak-anak membuat Picasso sendirian, tetapi seorang wanita baru, Jacqueline Roque, segera muncul.
“Jacqueline Kneeling” adalah potret wanita yang menggambarkan Jacqueline Roque, istri terakhir Picasso.
Lukisan ini menampilkan Jacqueline dalam posisi berlutut, menciptakan tampilan yang anggun dan elegan.
Dalam potret ini, Picasso menggunakan gaya yang lebih realistis dan ekspresif, mencerminkan hubungan pribadi seniman dengan subjeknya.
“Jacqueline Kneeling” menunjukkan cinta dan keintiman Picasso terhadap istrinya, yang menjadi salah satu subjek utama dalam karya-karyanya selama akhir hidupnya.
16. “Girl Before A Mirror”

Lukisan “Girl Before Mirror” dilukis Picasso pada Maret 1932, Ia menggambarkan seorang perempuan dengan dua sudut pandang yang berbeda.
Di satu sisi, perempuan itu digambarkan sebagai sosok gadis muda dan cantik, tetapi di sisi lain, ia terdistorsi menjadi sosok yang tua dan penuh ketidakpastian.
Sosok perempuan itu bernama Marie Therese Walter, dan ia dilukis berkali-kali selama tahun 1930-an oleh Picasso.
Lukisan ini menampilkan dualitas dan kompleksitas identitas wanita, serta mencerminkan tema-tema Surrealisme seperti perubahan dan ketidakstabilan.
“Girl Before A Mirror” adalah contoh bagaimana Picasso mengeksplorasi aliran seni rupa yang berbeda dan menciptakan karya-karya yang penuh dengan makna dan interpretasi.
17. “La Lecture”

Lukisan La Lecture (atau Reading ) menggambarkan nyonya dan muse Picasso, Marie-Thérèse Walter, tertidur dengan sebuah buku di pangkuannya.
Picasso melukis La Lecture dari Desember 1931 hingga selesai pada Januari 1932, yang oleh para ahli seni disebut, “periode cinta”. Lukisan cat minyak di atas panel ini berukuran 65,5 x 51 cm.
Di karyanya yang ini, Picasso menggunakan warna-warna cerah, termasuk kuning dan hijau, untuk menggambarkan Walter yang tertidur di kursi dengan sebuah buku di pangkuannya.
Beberapa kritikus mengatakan bahwa buku di pangkuan Walter adalah sebuah simbol s3ksu4l, dan lukisan itu menggambarkan rasa bahagia.
18. “Reading”

Terpikat dengan Marie-Therese Walter, Picasso memulai produktif dengan menampilkan wajah dan profilnya.
Terpesona dengan Marie-Therese Walter, Picasso memulai serangkaian karya yang produktif dengan menggambarkan wajah dan profilnya secara progresif menjadi lebih harmonis.
Bentuk wanita ia ciptakan menjadi bentuk baru dan jauh lebih substansial, lukisan wanita dengan wajah berbentuk hati merupakan evolusi dari kubime Synthetic.
Dia menyederhanakan bentuk dan menyatukannya kembali agar menciptakan komposisi yang harmonis.
“Reading” adalah contoh bagaimana Picasso terus menggali tema yang sama dengan cara yang berbeda agar dapat menciptakan variasi yang menarik dalam seni rupa.
19. “The Dream” (Le Rêve)

Le Rêve (berarti Mimpi dalam bahasa Prancis) adalah lukisan cat minyak tahun 1932 (130 × 97 cm) karya Pablo Picasso, yang saat itu ia berusia 50 tahun.
Lukisan ini menggambarkan kekasihnya yang berusia 24 tahun, Marie-Thérèse Walter.
Picasso melukis pada suatu sore, pada tanggal 24 Januari 1932, ini menjadi periode dimana ia berkarya dengan garis besar yang sederhana dan menggunakan warna kontras yang menyerupai Fauvisme awal.
Lukisan ini menampilkan suasana impian dan keheningan, menciptakan tampilan yang indah dan misterius.
“The Dream” adalah contoh bagaimana Picasso menggabungkan gaya kubistik dengan impresionisme untuk menciptakan karya yang menggambarkan suasana emosional dengan cara yang kreatif dan inovatif.
20. “The Women of Algiers”

Ini adalah salah satu karya seni yang terinspirasi dari Eugène Delacroix, seniman Prancis terkenal dari abad ke-19.
Dalam karya ini, Picasso menggambarkan sekelompok wanita yang sedang berada di dalam ruangan yang penuh warna dan motif timur.
Lukisan ini menggunakan warna-warna yang kaya dan bentuk-bentuk yang lebih abstrak, menciptakan suasana yang eksotis dan misterius.
“The Women of Algiers” adalah contoh bagaimana Picasso menciptakan karya seni yang menghormati tradisi seni rupa masa lalu sambil tetap memberikan sentuhan pribadi dan inovatif dalam karya tersebut.
Baca juga: 18 Contoh Karya Seni Rupa Murni dan Seniman Pembuatnya
5 Lukisan Termahal Karya Salvador Dali, Asli Bikin Ngiler
Referensi : pablopicasso.org