Produksi Film

Teknik Gerakan Kamera (Camera Movement) dalam Film

gerakan kamera video dan film

Gerakan kamera (Camera Movement) merupakan sebuah aktivitas membangun suasana dramatik dalam sebuah shot video maupun film dengan cara menggerakan kamera.

Banyak alasan kenapa kamera harus digerakkan, selain dapat membangun suasana dramatis, penggunaan gerakan kamera secara tepat dapat menciptakan visual lebih dinamis.

Gerakan kamera juga untuk mengarahkan perhatian penonton pada subyek tertentu, mengungkap maupun menyembunyikan dimensi ruang, dan dapat juga untuk menciptakan visual yang lebih ekspresif.

Menggerakkan kamera dalam shot film haruslah mimiliki alasan yang cukup kuat. Ini bertujuan untuk menghindari shot-shot tidak penting yang hanya akan memperpanjang durasi film namun tak mampu berbicara apapun.

Ada 8 teknik dasar yang dapat digunakan dalam pengambilan gambar.

Dari masing-masing teknis juga dapat dilakukan kombinasi agar hasil visual lebih variatif.

Teknik dasar gerakan kamera :

1. Zoom

Teknik Zoom/zooming merupakan gerakan paling dasar, yakni dengan cara mendekati atau menjauhi obyek secara optik dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar, atau sebaliknya.

Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subyek seolah-olah mendekat (Zoom in) dan subyek seolah-olah menjauh (Zoom out).

Perubahan ukuran subyek secara visual akan terjadi pada satu frame, misalanya dari Long Shot menjadi Medium Shot atau yang lainnya.

Baca juga : 14 Tipe Shot Dalam Pengambilan Gambar Film

Aktivitas ini dapat Anda lakukan dengan posisi kamera tetap diam maupun Anda kombinasikan dengan gerakan kamera lainnya.

Melakukan zoom in biasa Anda gunakan untuk memperjelas sesuatu hal yang lebih penting, baik pada subyek maupun sebuah kejadian.

Pandangan yang semula mempunyai banyak subyek dapat Anda kerucutkan menjadi satu atau beberapa subyek saja.

Sedangkan zoom out lebih banyak untuk menarik penonton agar mengetahui ruang di mana subyek berada. Ini juga untuk menunjukkan ada banyak hal penting di sekitar subyek.

Untuk banyak adegan, penggunaan zoom tidak begitu efektif penggunaannya. Penggunaan Cut-to Cut saat editing dapat mempersingkat durasi meski apa yang ingin disampaikan lewat gambar adalah sama.

Baca juga : Fungsi Editing Film, Berikut Penjelasannya

2. Gerakan kamera Dolly

Dolly (Track) adalah pengambilan gambar mendekati atau menjauhi subyek dengan menggerakkan kamera di atas tripot atau dolly.

Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya kamera lebih dapat dirasakan seolah-olah menjadi mata penonton.

Gerakan ini dapat mewakili gerakan penonton sehingga mereka dapat dibawa ikut terlibat dalam sebuah peristiwa film.

Dolly in atau kamera mendekati subyek, biasanya digunakan untuk membawa perasaan penonton untuk lebih berani, kuat, dan siap menghadapi tantangan.

Sedangkan Dolly out (menjauhi subyek) bisa digunakan untuk mewakili perasaan kecewa, takut, dan merasa inferior.

Sebagaimana penggunaan zoom in, gerakan Dolly in yang mendekati subyek dapat membawa penonton pada satu titik pusat perhatian, perasaan tegang dan membangun rasa keingintahuan.

Sedangkan proses pelepasan ketegangan dapat dilakukan dengan dolly out.

3. Gerakan kamera Panning 

Pan/Panning merupakan pergeraan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan (Pan right).

Ada banyak fungsi dalam shot ketika melakukan paning meski pada prinsipnya dengan menggunakan gerakan yang sama.

Gerakan pan yang sering digunakan dalam pengambilan gambar secara umum adalah Follow pan, yakni gerakan kamera mengikuti subyek bergerak (travelling).

Jenis gerakan ini biasanya untuk mempertahankan komposisi visual agar tetap proporsional dalam frame, memberi head space maupun walking space sehingga subyek tidak terpotong saat melakukan gerakkan tertentu.

Baca juga : Cara Sederhana Mengatur Komposisi 

Gerakan paning juga dapat Anda lakukan untuk pengambilan gambar pada obyek yang tak bergerak.

Misalkan kondisi ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana kota atau yang lainnya.

Hal ini untuk membangun suasana lingkungan di mana subyek berada sekaligus menciptakan interaksi visual antara subyek dengan lingkungannya (survening pan).

Interupted pan juga merupakan salah satu gerakan kamera jenis pan.

Teknik ini bisa Anda gunakan saat ingin menghubungkan dua subyek yang berbeda dalam satu shot.

Misalnya, awal shot melakukan follow pan pada satu subyek yang berjalan di pertokoan, kamera tiba-tiba berhenti dan fokus melakukan follow pan pada sosok anak kecil yang mencoba mencuri salah satu makanan dalam toko tersebut.

Contoh lain misalnya ketika sebuah adegan di mana subyek meninggalkan ruang, kamera bergerak ke arah handphone yang ketinggalan di meja.

Gerakan paning juga bisa Anda gunakan untuk transisi antara dua shot, istilah yang populer adalah whipe pan, yakni melakukan gerakan paning secara cepat antara shot satu dengan lainnya.

Penggunaan transisi ini dapat menciptakan gambar yang lebih dinamis dan mempersingkat waktu dalam sebuah kejadian yang memiliki hubungan sebab akibat.

4. Gerakan kamera Crab

Crab/crabing adalah teknik pergerakan kamera di mana kamera bergerak secara horizontal seperti gerakan kepiting (crab) yang menyamping, kamera berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. 

Gerakan kamera ini memberikan efek visual yang menarik dalam sebuah adegan, terutama ketika ingin menambahkan variasi atau memperlihatkan sudut pandang yang berbeda.

Penggunaan crab memerlukan peralatan khusus seperti dolly track atau slider untuk menjaga kestabilan pergerakan kamera.

Selain itu, koordinasi yang baik antara kameraman dan asisten kamera juga diperlukan agar gerakan kamera dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana sinematik.

Gerakan crab hampir sama dengan Dolly, perbedaanya hanya pada arah bergeranya kamera.

Jika Dolly bergerak maju mundur maka crab bergerak kekiri (Crab left) dan kekanan (Crab right). 

5. Gerakan kamera Tilt 

Tilt/Tilting adalah gerakan kamera secara vertical, mendongak dari bawah ke atas (Tilt up) maupun dari atas ke bawah (Tilt down).

Penggunaan gerakan tilting biasanya berfungsi untuk menggiring mata penonton pada aktivitas tertentu pada subyek.

Misalnya shot Anda mulai dengan wajah perempuan menangis menunduk kebawah, kamera melakukan tilt down, dan shot berakhir pada jemarinya yang bergetar sedang membaca/membalas sms dari seseorang, mungkin sedang putus dengan pacarnya.

Baca juga : Jenis Kamera Fotografi untuk Pemotretan

Proses sebab-akibat dapat Anda ciptakan dengan tilting, pada adegan di atas sebenarnya juga bisa saja Anda balik dengan melakukan tilt up, yakni di mulai dari shot jemari bergetar menulis sms, kemudian tilt up pada wajah yang menangis.

6. Gerakan kamera Pedestal (Ped) 

Pedestal mengacu pada pergerakan kamera yang bias Anda lakukan dengan menggunakan perangkat pedestal.

Dalam konteks sinematografi, gerakan pedestal biasanya mencakup pergerakan vertikal atau naik-turun dari kamera.

Beberapa contoh penggunaan pedestal yang umum dalam produksi film:

  • Pedestal up

Pedestal up adalah gerakan mengangkat kamera ke atas atau meninggikan posisi kamera.

Dengan gerakan ini, Anda dapat menggunakan untuk menciptakan perubahan sudut pandang atau mengarahkan fokus pada subjek yang lebih tinggi.

  • Pedestal down

Pedestal down adalah gerakan menurunkan kamera ke bawah atau menurunkan posisi kamera.

Cara gerakan ini dapat Anda gunakan untuk mengarahkan fokus pada subjek yang lebih rendah atau menciptakan perubahan dramatis dalam komposisi.

  • Pedestal dolly

Gerakan pedestal dolly adalah kombinasi gerakan vertikal dan horisontal.

Dalam gerakan ini, kamera naik atau turun sambil bergerak maju atau mundur secara horizontal.

Gerakan ini dapat memberikan pergerakan yang lebih kompleks dan dinamis pada adegan.

  • Pedestal tilt

Gerakan pedestal tilt melibatkan pergerakan vertikal kamera sambil menjaga sudut pandang horizontal tetap tetap.

Dengan ini, kamera dapat naik atau turun untuk mengikuti pergerakan subjek tanpa mengubah sudut pandang horizontal.

Gerakan pedestal dapat memberikan efek yang dramatis dan mengubah tampilan adegan.

Pemilihan gerakan pedestal yang tepat bergantung pada tujuan artistik, alur cerita, dan tampilan visual yang ingin Anda capai dalam produksi film.

7. Gerakan kamera Arc 

Banyak orang mengenal gerakan ini sebagai tracking shot melingkar, adalah teknik pergerakan kamera di sekitar subjek atau objek dengan pola gerakan melingkar.

Dalam ini, kamera bergerak mengelilingi subjek atau objek dalam pola melingkar, menciptakan efek visual yang menarik dan dinamis.

Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam melakukan gerakan ini adalah:

  • Penempatan titik pusat

Gerakan kamera arc melibatkan penempatan titik pusat atau sumbu rotasi di sekitar subjek atau objek.

Titik ini harus Anda pilih dengan cermat untuk mencapai komposisi yang tepat dan memastikan subjek atau objek tetap berada dalam fokus.

  • Konsistensi kecepatan

Ketika melakukan gerakan arc, penting untuk menjaga kecepatan gerakan yang konsisten dan halus.

Gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat mengganggu tampilan visual dan mempengaruhi kualitas hasil akhir.

  • Stabilisasi kamera

Menggunakan peralatan stabilisasi seperti gimbal atau perangkat penstabil lain dapat membantu menjaga kestabilan gambar.

Ini akan membantu menghindari getaran atau guncangan saat bergerak mengelilingi subjek atau objek.

Baca juga : 12 Stabilizer Kamera untuk Produksi Film

  • Perencanaan yang baik

Sebelum melakukan gerakan arc, penting untuk merencanakan dengan matang.

Tentukan jalur gerakan, identifikasi titik awal dan akhir, dan pastikan keselamatan dan kenyamanan seluruh kru dan peralatan yang terlibat.

Gerakan arc dapat Anda gunakan untuk menciptakan efek visual yang menarik dan memberikan tampilan dinamis dalam produksi film.

Gerakan ini seringkali berguna untuk mengungkapkan lingkungan, mengikuti aksi atau pergerakan subjek, atau menampilkan objek dalam sudut pandang yang unik.

8. Gerakan kamera  follow

Follow shot adalah teknik pergerakan kamera di mana kamera mengikuti subjek yang sedang bergerak.

Dalam follow shot, kamera bergerak sejalan dengan subjek, membujur atau menyamping, untuk menciptakan perasaan imersi dan mengikuti aksi yang sedang terjadi.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam pengambilan gambar follow shot:

  • Stabilisasi kamera

Untuk mendapatkan hasil yang halus dan terkontrol, penting untuk menggunakan peralatan stabilisasi seperti gimbal atau steadicam.

Ini membantu menjaga kestabilan kamera saat bergerak mengikuti subjek.

  • Kecepatan gerakan

Penting untuk menyesuaikan kecepatan gerakan dengan kecepatan gerakan subjek.

Jika subjek bergerak cepat, gerakan kamera juga perlu lebih cepat untuk menjaga subjek tetap dalam bingkai dengan baik.

  • Fokus yang tepat

Pastikan subjek tetap dalam fokus yang tajam saat bergerak.

Jika menggunakan lensa dengan kemampuan autofokus, pastikan pengaturan fokusnya sesuai dengan subjek yang sedang berjalan.

Baca juga : Memahami Jenis Fokus dalam Foto dan Video

  • Perencanaan yang baik

Sebelum mengambil gambar follow shot, penting untuk merencanakan dengan baik.

Tentukan jalur gerakan yang sesuai dengan cerita, komunikasikan dengan subjek atau aktor yang sedang bergerak, dan pastikan keselamatan dan kenyamanan seluruh kru yang terlibat.

Follow shot dapat Anda gunakan dalam berbagai jenis produksi film, seperti film aksi, drama, atau dokumenter.

Teknik ini memberikan pengalaman visual yang lebih imersif dan memungkinkan penonton merasa lebih terlibat dalam aksi yang sedang terjadi.

Untuk menciptakan gambar yang lebih dinamis bisa juga mennggunakan crane, Anda juga dapat melakukannya dengan handheld.

Crane sangat memungkinkan menggabungkan beberapa gerakan kamera sehingga gambar dapat terlihat dinamis.

Baca juga : Departemen Kamera Dalam Produksi Film

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top