Bayi baru lahir memerlukan perawatan seksama. Merawat bayi sangat penting karena mempengaruhi kesehatan dan kenyamanannya.
Bayi yang tidak merasa aman dan nyaman seringkali menjadi rewel dan gelisah. Tentu hal ini tidak diinginkan setiap ibu.
Merawat bayi berbeda dengan perawatan anak atau malah perawatan orang dewasa. Maka diperlukan pegetahuan yang cukup agar bayi bisa merasa nyaman.
Banyak hal sederhana yang harus diperhatikan dalam merawat bayi. Misalnya saja dalam perawatan kuku, mata, rambut dll.
Maka penting menyimak ulasan mengenai perawatan bayi berikut ini:
1. Merawat Mata Bayi
Bayi baru lahir kebanyakan mengalami belekan atau penumpukan kotoran pada mata. Hal itu merupakan sesuatu yang sangat wajar terjadi.
Ini bisa disebabkan saluran air mata yang menghubungkan mata dan hidung belum terbuka sepenuhnya. Akibatnya kotoran dapat menumpuk seperti belek.
Selain itu juga mengakibatkan air mata bayi menumpuk seolah-olah selalu menangis.
Mata bayi yang masih dalam tahap berkembang, mama perlu menstimulasi dan merawat mata bayi yang belekan.
Lalu bagaimana cara merawat mata bayi belekan?
- Pertama mama bisa menjaga kebersihan mata bayi. Caranya ambil kapas dan basahi kapas dengan air hangat yang telah matang. Seka mata bayi dari arah dalam keluar. Lakukan dengan perlahan.
- Berikan pijatan dimulai dari alis turun ke hidung dengan cara menekan perlahan. Lakukan pada pagi dan sore hari selama satu menit.
- Bila bagian putih mata bayi tampak merah artinya terjadi infeksi. Konsultasikan kepada dokter atau bidan mengenai hal ini.
Perhatian: jangan gunakan ASI untuk mengobati sakit mata bayi. ASI memang memiliki banyak manfaat luar biasa, tapi tidak untuk mengobati penyakit mata.
Mengolesi mata bayi dengan ASI jutru bisa mengundang kuman dan bakteri baru.
2. Perawatan Tali Pusar
Tali pusar merupakan penghubung plasenta ibu dengan janin. Tali pusar berfungsi untu menyalurkan sari-sari makanan yang dibutuhkan bayi. Ketika bayi lahir, tali pusar harus diputus oleh tenaga kesehatan yang memang paham caranya.
Biasanya tali pusar akan akan terlepas atau puput pada usia 5-14 hari. Tali pusar harus dilindungi kain kasa yang steril dan bersih agar terhindar dari kuman.
Pusar harus dalam keadaan kering tidak boleh lembab, cukup lap bayi jika pusar belum puput.
Untuk mengangti kain kasa, caranya basahi kain dengan alkohol 70% terlebih dahulu, jangan terlalu basah. Kemudian lilitkan kasa pada tali yang mengikat pusar.
Bila mengenakan popok, popok harus berada dibawah tali pusar.
Gunakan pakaian yang longgar. Jagalah kebersihan sekitar tali pusar.
Pusar jangan sampai lembab karena akan membuat infeksi pada bayi. Bila terjadi infeksi yang ditandai nanah pada pusar segera bawa kedokter.
3. Perawatan Kulit Kepala
Setelah beberapa hari lahir kedunia, ibu akan menemukan kulit kepala bayi terdapat banyak kerak.
Kerak kepala tersebut memiliki ciri bersisik tebal, berminyak dan berwarna kuning. Biasanya teradapat pada dahi dan bagian atas kepala bayi.
Beberapa orang menyakini bahwa kerak tersebut adalah sarap, sumbukan, sawan, ataupun ketombe. Dalam dunia medis dinamakan dermatitis seboroik, yakni peradangan pada daerah yang kaya akan sebasea (kelenjar minyak atau kelenjar lemak kulit).
Anda perlu berhati-hati dalam merawat kulit kepala bayi. Meski sebanrnya kerak bisa hilang dengan sendirinya, tapi anda perlu membersihkannya agar bayi tidak merasa gatal.
Berikut cara merawat kulit kepala bayi:
- Siapkan baby oil
- Oleskan baby oil ke kulit kepala bayi yang terdapat kerak
- Diamkan kira-kira 12 jam atau dalam waktu semalaman. Anda bisa memijatnya dengan lembut. Kerak akan mengelupas dengan sendirinya
- Hati-hati ketika hendak membersihkannya, lakukan dengan mencumputnya atau menyisirnya dengan sisir bayi yang lembut.
- Cuci kepala bayi anda menggunakan shampo dan usap dengan washlap yang lembut.
Untuk mencegah terjadinya kerak kepala, jaga kondisi kulit kepala tetap kering. Kulit kepala yang basah oleh keringat akan mengundang kerak kulit kepala kembali muncul.
Bila bayi berkeringat, usap keringan dengan tisu yang lembut.
4. Perawatan Pantat Bayi
Bayi baru lahir memiliki kulit yang masih sensitif. Banyak ditemukan kasus bayi yang mengalami ruam.
Bayi baru lahir masih sangat sering buang air kecil yang mengakibatkan area pantat dan kemaluan menjadi lembab. Kelembaban inilah yang mengakibatkan ruam.
Sehabis buang air kecil, usap kulit pantat dan area kemaluan dengan kapas basah. Hal ini agar garam-garam urin tidak menempel pada kulit.
Jangan gunakan bedak ada area pantat karena bedak akan menyerap bekas urin dan menempel pada kulit. Bila terlanjur terkena ruam, angin-anginkan pantat sehabis buang air agar pantat tidak lagi lembab.
Boleh menggunakan cream anti ruam, tapi tidak akan berhasil jika kelembapan tidak dijaga. Anda juga harus memperhatikan kebersihan popok sikecil.
5. Perawatan Kuku Bayi
Bayi baru lahir meiliki kuku yang sangat lunak. Bila anda ingin memotong kuku sikecil, potong menggunakan gunting.
Potong dengan cara sekali potong agar tidak runcing. Gunting kuku khusus bayi bisa mempermudah acara menggunting kuku.
Bentuknya khas; agak bengkok di bagian tengahnya, bila dipepetkan pada kuku bayi, masih meninggalkan sisa kuku yang tak tergunting. Kalau perlu kukunya dikikir setelah digunting untuk lebih memperhalus bagian ujungnya.
Pada awal kehidupan bayi anda, anda bisa menggunakan kaos tangan untuk menghindarkan sikecil melukai diri sendiri dengan kukunya.
Tapi, anda harus ingat bahwa bayi mengenal dunia lain lewat sentuhan. Maka beri ia kesempatan untuk lepas dari sarung tangan. Apalagi bayi akan melewati fase oral dimana dia suka memasukkan tangannya kedalam mulut.
6. Merawat Kulit Bayi
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap pparan benda asing. Oleh karena itu, bayi baru lahir sebaiknya tidak menggunakan produk kecantikan pada kulit.
Alih-alih tampil cantik dan wangi, produk kecantikan bisa menginfeksi kuliy bayi dan membuat bayi tidak nyaman.
***
Kulit Bayi Merah dan Kasar?
Nah, salah satu gangguan kulit bayi yang sering dijumpai adalah bintik merak atau ruam. Kondisi ini membuat ibu sering bertanya-tanya, sebenarnya kenapa ada bintik merah dan kasar pada kulit bayi?
Banyak hal yang mempengaruhi bintik merah dan kasar pada kulit bayi. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga rentan terhadap alergi, iritasi dan infeksi.
Hal itu karena struktur kelenjar minya pada kulit bayi belum berkembang dengan baik.
Berikut beberapa penyebab bintik merah pada kulit bayi beserta cara mengatasinya:
1. Bakat Alergi (Faktor Keturunan)
Alergi merupakan salah satu penyebab paling umum yang dapat memicu kondisi seperti ini terjadi.
Kasus alergi kulit cukup banyak terjadi pada bayi yang amat rentan terhadap reaksi alergi.
Timbulnya bintik-bintik ini pada kulit si kecil bisa disebabkan akibat dari penggunaan berbagai jenis produk yang tidak cocok, adanya asupan makanan tertentu, alergi terhadap debu, tungau dan bahan lain yang merupakan alergen untuk si kecil.
Penanganan Masalah:
Cara yang paling efektif dalam menangani alergi kulit pada si kecil adalah dengan menjauhkan bayi dari sumber pencetus alergi (alergen).
Bila buah hati anda mengalami reaksi alergi setelah berdekatan dengan debu dan tungau maka sebaiknya hindarkan bayi anda agar tidak terpapar dengan alergen jenis ini.
Selain itu, pastikan pula agar ibu selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar terutama ruangan yang ditempati oleh si buah hati.
2. Biang Keringat
Bintik merah di beberapa bagian tubuh juga bisa diakibatkan biang keringat. Kondisi ini terjadi akibat adanya sumbatan pada pori-pori kulit bayi.
Penanganan Masalah:
Jangan kenakan pakaian yang berlapis-lapis pada bayi. Hindari bahan pakaian yang tidak menyerap keringat sperti nilon. pilih pakaian yang baik seperti dari bahan katun.
5. Ruam Popok
Kualitas popok yang tidak baik atau terlalu sempit juga dapat menimbulkan bintik merah.
Ruam popok yang tidak diatasi akan menyebabkan kondisinya semakin parah seperti bintik yang melepuh dan akan pecah. Jika pecah, maka semakin rentan meningkatkan resiko infeksi.
Penanganan Masalah:
Gunakan popok dengan merk yang lain. Bayi satu dengan yang lain memiliki kencenderungan berbeda.
Ada bayi yang cocok dengan popok A namun tidak cocok dengan popok B. Pastikan juga ukuran popok sesuai dengan berat badan bayi.
Baca juga :
Terima kasih caranya, kebetulah saya baru lahiran anak pertama,,