Museum Radya Pustaka Surakarta

Museum Radya Pustaka Surakarta merupakan salah satu museum tertua di Kota Solo. Museum ini didirikan oleh KRA Sosrodiningrat IV pada tanggal 28 Oktober 1890 dengan nama Paheman Radyapustaka.

KRA Sosrodiningrat IV adalah pepatih di Keraton Kasunanan Surakarta pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwono IX dan Sri Susuhunan Paku Buwono X.

Untuk menghargai jasanya kemudian dibuatkan patung yang sekarang ditempatkan di tengah ruang pamer museum.

Secara terminologis, Radya berarti raja/negara, dan Pustaka artinya buku atau kitab.

Di museum inilah terdapat ratusan buku klasik milik Keraton Kasunanan Surakarta, yang merupakan karya para raja dan pujangga istana.

Buku karya Ranggawarsita dan pujangga lainnya yaitu Yasadipura yang berisi ungkapan falsafah, tuntunan hidup, kisah raja, sejarah, sastra, dan lainnya terhimpun di museum ini.

Sebagai salah satu pujangga Jawa, Raden Ngabehi Ronggowarsito diabadikan dalam wujud patung dada yang diletakkan di halaman gedung Radyapustaka.

Patung tersebut diresmikan pada tahun 1953 oleh Presiden Soekarno.

Selain menyimpan berbagai koleksi kepustakaan, di Museum Radya Pustaka juga menyimpan berbagai benda bersejarah lainnya seperti arca, patung, artefak, senjata tradisional, wayang, alat kesenian tradisional, dan masih banyak lagi.

Capaian-capaian peradaban masa lalu bisa dilihat dari jejak sejarah yang ada di Museum ini.

Pembagian ruang di Museum

Rajamala di Museum Radya Pustaka

Secara tata ruang di Museum Radya Pustaka ini terdiri dari sebelas ruang pamer untuk menyimpan berbagai koleksi.

Masing-masing koleksi dikelompokkan dan disusun berdasarkan kategori yang telah ditentukan oleh pengelola museum.

Adapun sebelas ruang di Museum ini diantaranya

  • Ruang Arca Batu,
  • Ruang Etnografika,
  • Ruang Keramik,
  • Ruang Memorial,
  • Ruang Miniatur,
  • Ruang Numismatika,
  • Ruang Perpustakaan,
  • Ruang Perunggu,
  • Ruang Rajamala,
  • Ruang Tosan Aji,
  • Ruang Wayang.

Di dalam ruang arca batu disimpan berbagai arca batu Hindu dan Budha abad 7 – 10 Masehi.

Sedangkan di ruang Etnografika menyimpan koleksi peralatan tradisional, peralatan upacara dan peralatan kesenian.

Gamelan kuno, tandu, mesin jam panggung, alat pakinangan, pelana kuda, disimpan dalam Ruang Etnografika ini.

Koleksi kristal, gerabah, porselin, alat makan yang berjumlah dua ratusan tertata degan rapi di Ruang Keramik.

Sedangkan di Ruang Memorial terdapat berbagai koleksi seperti meja kursi kerja ketua Paheman Radyapustaka, guci gaya China, tongkat, lukisan ketua Paheman, lukisan Sri Susuhunan Paku Buwono IX dan Sri Susuhunan Paku Buwono X, mesin ketik huruf Jawa.

Jika ingin mengetahui miniatur Panggung Songgobuwono, Maderenggo, Masjid Agung Demak, dan Astana Imogiri, benda-benda ini berada di Ruang Miniatur Museum Radya Pustaka.

Di Ruang Numismatika para pengunjung dapat menemukan berbagai koleksi mata uang kuno dri dalam dan laur negeri baik yang berupa koin dan kertas, di ruang ini juga menyimpan salah satu medali WR Supratman.

Di Ruang Perpustakaan museum, tersimpan sekitar 6.000 koleksi naskah kuno carik, naskah kuno cap dan buku bahasa Belanda.

Sedangkan ruang lainnya berisi koleksi perunggu, berbagai macam wayang dan pusaka termasuk patung Rajamala.

website Museum Radya Pustaka : radyapustaka.id 

Baca Juga : Wisata Solo, Dari Kuliner hingga Penginapan Lengkap

Tinggalkan komentar