
Bayi sangat berbeda dengan orang dewasa, termasuk dalam segi pola buang air, baik BAB (Buang Air Besar) maupun BAK (Buang Air Kecil). Banyak ibu-ibu muda yang kebingungan dengan pola BAK dan BAB bayi. BAK dan BAB bayi ASI eksklusif dan bayi yang mengkonsumsi susu formula berbeda. Mari kita bahas bersama-sama.
Pola Buang Air Kecil (BAK ) Pada Bayi
Beberapa ibu muda seringkali kebingungan, kenapa bayi pipis terus? Berapa kali sebenarnya bayi pipis dalam sehari? Tidak sedikit pula yang berfikir apakah bayi pipis sebanyak 20 kali sehari itu normal? Baru saja popok diganti, sudah pipis lagi. Hmm…
Yup, bayi memang lebih sering buang air kecil atau buang air besar daripada orang dewasa. Normalnya, bayi ASI eksklusif bisa pipis sebanyak 10-20 kali dalam sehari. Semakin bertambahnya usia, frekuensi pipis bayi akan semakin berkurang. Akan tetapi, jumlah air seni yang keluar waktu pipis lebih banyak daripada waktu bayi. Bayi yang mengkonsumsi susu formula frekuensi BAK bisa lebih sering, berikut tabel frekuensi pipis pada bayi;
Usia | Frekuensi Buang Air Kecil |
0-4 bulan (new born) | Sehari BAK 10-20 kali
(frekuensi BAK akan menurun secara bertahap) |
5-6 bulan | Sehari BAK 10-15 kali
(Bayi usia ini pipi lebih jarang ketika ia sedang tidur). |
1tahun | 5-10 kali |
Tanda kecukupan cairan pada bayi
Mama tidak perlu khawatir jika bayi terus buang air kecil dalam masa awal kehidupannya. BAK pada bayi bisa menjadi penanda kecukupan cairan pada bayi. Dalam sehari, bayi harus buang air kecil sebanyak 6 kali sebagai tanda bahwa ia mendapat cairan yang cukup, baik ASI maupun susu formula.
***
Pola Buang Air Besar Pada bayi
1. Warna Feses Bayi
Jenis warna yang normal
Normalnya, feses bayi ASI eksklusif berwarna kuning cerah dan cemerlang. Biasanya feses ini disebut dengan golden feses. Warna kuning pada feses berasal dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu.
Untuk warna feses bayi dengan susu formula atau ASI tapi dicampur dengan susu formula akan cenderung kuning lebih gelap atau kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.
Warna lain
Buang air besar pada bayi tidak selalu berwarna kuning emas. Ada warna-warna lain yang muncul karena beberapa hal. Berikut beberapa warna feses bayi dan tanda-tandanya;
-
Feses bayi berwarna hijau
Feses hijau pada bayi masih tergolong normal. Warna ini muncul karena bayi tidak mendapatkan cukup hindmilk (ASI matang), tetapi hanya mendapatkan foremilk saja (selengkapnya mengenai foremilk dan hindmilk bisa dibaca disini). Kondisi feses hijau pada bayi tidak boleh dibiarkan terus menerus. Jika bayi kekurangan hindmilk maka ia akan mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik. Pasalnya hindmilk mengandung lemak yang sangat penting untuk fisiknya.
Kekurangan hindmilk disebabkan leh beberaa hal, diantaranya berikut ini;
- Pelekatan kurang tepat. Pelekatan yang kurang tepat mengakibatkan bayi tidak dapat mendapatkan ASI dengan maksimal. Jika hal ini yang terjadi, perbaiki cara pelekatannya (baca juga:cara melakukan pelekatan yang tepat).
- Produksi ASI terlalu melimpah sehingga bayi hanya mampu menghabiskan foremilk.
Foremilk hanya mengandung sedikit lemak dan lebih banyak gula, sehingga terjadi perubahan dalam pada proses pencernaan yang mengakibatkan feses berwarna hijau.
-
Feses kuning beserta lendir dan busa
Bayi kadangkala juga memiliki feses berwarna kuning disertai lendir atau busa. Bagi bayi ASIX, feses ini merupakan tanda bahwa ia kekurangan hindmilk busa dalam feses menandakan bai mengalami kelebihkan laktosa yang banyak ditemukan dalam foremilk.
-
Feses bayi berwarna merah
Jika feses bayi tiba-tiba berwarna merah tentu banyak ibu-ibu langsung merasa khawatir. Tapi benarkah bila feses bayi berwarna merah kita boleh panik?
Warna merah pada feses bisa disebabkan adanya darah yang ikut kelar bersama feses. Biasanya, ketika feses berwarna merah bentuk feses bisa cair maupun menggumpal. Perlu observasi dari dokter apakah feses merah tersebut berasal dari darah bayi atau darah ibu. Puting ibu yang lecet dan berdarah bisa ditelan bayi dan membuat fesesnya menjadi merah.
Feses merah berasal dari darah bayi maupun ibu perlu mendapat penanganan. Darah seperti ini jarang berasal dari disentri amuba atau basiler yang berasal dari makanan bayi. Jika feses bayi merah disertai penyakit serius, maka bayi akan mengalami keluhan lain, seperti perut buncit, muntah-muntah, demam, rewel dan kesakitan.
-
BAB berwarna putih keabu-abuan
Ibu perlu waspada dengan feses bayi yang berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan. Feses encer maupun padat sama-sama perlu diwaspadai. Warna putih pada feses menunjukkan adanya gangguan paling riskan. Bisa disebabkan gangguan hati atau masalah penyumpatan saluran empedu.
Berikut gambaran feses bayi yang normal maupun tidak normal;

2. Tekstur BAB Bayi
Tekstur bayi ASI eksklusif
Bayi baru lahir fesesnya lembek seperti aspal. Feses ini merupakan zat buangan dari pecernaan bayi ang dibawa dari kandungan. Feses ini disebut mekonium. Setelah itu, feses bayi berbentuk gumpalan seperti jeli, padat, berbiji (seeded), bisa juga berupa cairan. Feses bayi ASI eksklusif biasanya tidak berbntuk, kadangkala seperti pasta atau krem, berbiji bahkan kadangkala seperti mencret. Selama feses masih mengandung ampas, mama tidak perlu khawatir. ASI sangat mudah dicerna oleh pencernaan bayi, maka kadangkala berbentuk lebih cair.
BAB bayi yang cair belum tentu berarti ia sedang menderita diare. Diare merupakan kondisi perubahan frekuensi BAB secara mendadak dengan jumlah feses lebih banyak dan cair. Jika masih mengandung ampas, berarti bayi tidak mengalami diare.
Selain mengamati asupan bayi, memantau frekuensi buang air besar dan jumlah feses merupakan cara untuk menilai bilamana bayi mendapatkan cukup ASI. Jumlah feses bayi seharusnya meningkat setidaknya pada hari kelima dengan frekuensi buang air besar 2-3 kali setiap hari. Bahkan beberapa bayi buang air besar setiap selesai menyusu dan ini bukan berarti bayi menderita diare.
Feses bayi susu formula
bayi yang mengkonsumsi susu formula memiliki feses yang menggumpal, agak liat dan bulat-bulat. Kadangkala bayi yang mengkonsumsi susu formula bisa mengalami sembelit karena proses cerna susu formula lebih lama dari ASI. Apalagi jika bayi tidak cocok dengan susu formula tertentu. Terus amati feses bayi jika bayi masih dalam masa percobaan susu formula tertentu. Waspadai jika feses bayi berbentuk cair.
3. Frekuensi Buang Air Besar Bayi
Bayi ASI eksklusif
Frekuensi buang air besar pada bayi eksklusif selalu berubah-ubah, tergantung pada usianya. Sampai usia 3 minggu awal kehidupan bayi, bayi harus BAB minimal sekali dalam sehari. Namun, biasanya bayi lebih sering BAB pada usia ini.
Memasuki bulan kedua usia bayi, bayi bisa tidak BAB selama beberapa hari. Batas toleransi tidak BAB pada bayi usia ini hingga 1-2 minggu (maksimal 1 hari). Tidak perlu khawatir, bayi tidak BAB merupakan tanda bahwa ASI yang masuk kedalam tubuh bayi diserap tubuh secara maksimal. maka, tidak heran bila bayi usia ini bisa tumbuh dengan sangat cepat.
Jika dalam waktu beberapa hari bayi tidak BAB, anda perlu memeriksa perut bayi. Jika perut bayi tidak keras dan bayi tetap nampak baik, maka dapat dipastikan bayi dalam kondisi normal. Selama bayi bisa BAK minimal 6 kali, warna dan tekstur bayi nora, kenaikan BB juga normal, berarti bayi dalam keadaan baik.
Bayi Susu Formula
Bayi yang mengkonsumsi susu formula harus buang air besar tiap hari. Pasalnya, susu formula mengandung formulasi yang harus dibuang.
4. BAB bayi yang mendapat MPASI
Bayi yang telah mendapatkan MPASI idealnya BAB setiap hari. Warna feses menyerupai makanan yang dikonsumsi. Bayi yang baru mendapat MPASI biasa mengalami sembelit dengan mudah. Sembelit ditandai dengan kesulitan BAB, adanya rasa nyeri atau bahkan adanya luka pada anus dan berdarah. Jangan berikan serat terlalu banyak pada bayi dibawah 2 tahun. Bayi membutuhkan lebih banyak lemak untuk masa tumbuh kembangnya ketimbang serta. Jika terjadi sembelit, berikan buah yang kaya air.
Banyak hal yang harus diperhatikan dari bayi. Dari segi asupan makanan, sampai buang air kecil dan buang air besar. Dari BAK dan BAB dapat dilihat indikasi kecukupan cairan pada bayi. Bila bayi mengalami beberapa tanda berikut, segera periksakan bayi ke tenaga kesehatan;
- Bayi masih mengeluarkan mekonium pada usia lebih dari 5 hari
- Bayi usia 5-21 hari tidak buang air besar dalam 24 jam
- Feses bayi berwarna coklat, jarang buang air besar, atau feses sedikit
Dengan melihat feses dan pipis bayi, kita dapat mengetahui apakah bayi mendapat kecukupan makanan dan cairan.
artikel terkait:
- Cara Mengatasi Diare pada Anak - Anak
- Sukses Menyusui dengan Pelekatan yang Tepat
- Ini Tips Memanajemen ASIP bagi Ibu Bekerja
- Penyebab dan Cara Mengatasi Sebelit Pada Bayi
Be the first to comment