Ruwatan, Tradisi Menyelamatkan Sukerto dari Batara Kala

ruwatan-sukerto-wayang-kulit

Tradisi ruwatan hingga kini masih hidup dalam masyarakat Jawa. Inilah ritual yang memiliki makna pembebasan sekaligus penyucian manusia sukerto dari “dosa bawaan”. Tradisi ruwatan akan dilengkapi dengan pertunjukan wayang kulit yang menampilkan lakon Murwakala. Ruwatan dilakukan terhadap para sukerto yang karena “dosa bawaannya” akan menjadi santapan Batara Kala. Kisah ini berawal dari janji sang ayah, … Baca Selengkapnya

Kisah Rara Beruk, Asal Mula Lahirnya Batik Motif Truntum

kisah-rara-beruk

Serambi keputren suatu siang. Duduk di bawah tiang keputren, di antara angin yang bertiup pelan dari pohon-pohon tanjung di luar sana, Rara Beruk terlihat begitu asyik dengan canthing di tangannya. Sesekali jari lentik perempuan jelita itu mencelupkan canthing ke wajan kecil berisi malam yang mendidih, meniup ujung canthing, lalu menggoreskannya kembali ke kain lebar di … Baca Selengkapnya

Motif Batik Klasik Solo dan Maknanya

Motif motif Batik

Kota Solo merupakan salah satu kota yang dikenal karena produksi batiknya, terutama batik tulis. Selain khas dengan batik sogan-nya, motif batik Solo juga beragam. Bukan sembarang motif, karena batik Solo juga memiliki makna. Bahkan, pada zaman dulu, tidak semua orang boleh mengenakan batik dengan motif tertentu. Ada pemisahan batik yang hanya bisa dikenakan oleh raja, … Baca Selengkapnya

Tedhak Siten, Ritual Bayi Pertama Kali Menginjak Bumi

Bayi-Baru-Lahir-CC0-WerbeFabrik

Tedhak Siten adalah upacara adat Jawa menginjak tanah untuk bayi yang memasuki usia delapan bulan atau pitung lapan. Menurut kalender Jawa, selapan terdiri dari 35 hari sehingga pitung lapan berarti 245 hari atau delapan bulan. Dalam upacara ini, bayi usia tujuh lapan menjalani ritual menapakkan kaki ke tanah atau bumi untuk yang pertama kalinya. Upacara … Baca Selengkapnya