Malam larut. Iring-iringan 15 pria dengan kostum balutan kain putih itu terus berjalan membelah hutan jati. Tiga pria paling depan membawa kendi, dan beberapa lempengan besi berbalut kain mori. Sepuluh orang membawa obor di barisan belakang.
Seorang pria setengah baya menjadi cucuk lampah (pemimpin barisan) yang terus menerus melantunkan sekaran macapat (tembang Jawa). Suasana begitu hening, hanya terdengar suara langkah-langkah kaki dan lantunan tembang Jawa yang syahdu.
Dodot ira dodot ira/kumitir bedahing pinggir
dondomana jlumatana/kanggo seba mengko sore
mumpung padang rembulane/mumpung jembar kalangane
(Pengalan tembang jawa Ilir-ilir)