
Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dikenal sebagai sentra industri kerajinan tembaga dan kuningan. Berbagai produk kerajinan logam kualitas eksport tercipta dari desa yang terletak di lereng Gunung Merapi ini. Bermacam bentuk dan model kerajinan tersedia, dari peralatan rumah tangga, hiasan ruang hingga berbagai macam pernik benda seni kerajinan yang terbuat dari logam.
Sebagian besar warga Tumang memiliki keterampilan membuat kerajinan tembaga dan kuningan secara turun menurun. Pada mulanya desa ini banyak memproduksi peralatan rumah tangga seperti dandang, wajan, kwali, kendil, dan lain-lain.
Seiring kemajuan jaman, kerjinan tembaga dan kuningan di Desa Tumang mengalami perkembangan. Dengan sentuhan kreativitas, akhirnya produk-produk yang diproduksi kini dapat menjadi barang-barang seni kerajinan yang bermutu tinggi.

Benda-benda kerajinan tembaga dan kuningan di Desa Tumang hingga kini terus mengalami perkembangan, tak hanya memproduksi benda-benda kerajinan dalam ukuran kecil, beberapa home industri di Tumang juga mengerjakan berbagai pesanan hiasan dalam ukuran besar, misalnya hiasan gapura, hiasan relief, kubah tempat ibadah, dan lain sebagainya.
Produk-produk kerajinan tembaga dan kuningan seperti bokor, lampu hias, vas bunga, kaligrafi, hiasan dinding atau yang lainnya diproduksi oleh para pengrajin dengan menggunakan teknik ketok wudul, yakni teknik penempaan dan ukir sehingga dapat membentuk dimensi sesuai dengan desain yang telah direncanakan.
Di Desa Tumang para pengunjung dapat melihat secara langsung proses pembuatan kerajinan tembaga dan kuningan. Hampir di setiap sudut desa terdapat perajin tembaga, karena di Tumang banyak sekali home industri yang berdiri. Setelah mengamati proses pembuatan, pra pengunjung dapat melihat-lihat karya kerajinan tembaga dan kuningan di galleri para pengkrajin.

Menuju Desa Tumang sangatlah mudah, jika dari Kota Boyolali tinggal mengikuti jalur Solo-Selo-Borobudur. Jalan menuju Selo inilah yang juga merupakan jalan menuju kecamatan Cepogo. Sebelum sampai Selo akan ada petunjuk arah menuju Desa Tumang sebagai sentra industri kerajinan tembaga dan kuningan. (Baca juga : Tempat Wisata Boyolali Yang Wajib Dikunjungi)
Keberadaan Desa Tumang yang dikenal dengan desa pengrajin tembaga tersebut, tidak bisa dilepaskan dari sosok Pangeran Rogosasi. Menurut cerita masyarakat setempat, Pangeran Rogosasi merupakan salah satu anak dari Raja Mataram Kuno. Anak raja tersebut diasingkan ke lereng Gunung Merapi karena memiliki cacat tubuh dengan kondisi wajah yang buruk. Pangeran Rogosasi dititipkan dan dirawat Kyai Wonosegoro hingga dewasa dan dapat hidup mandiri.

Setelah Pangeran Rogosasi mampu mandiri, kemudia beliau merintis dan membangun sebuah wilayah yang diberi nama Desa Tumang. Untuk mengembangkan wilayahnya, ia dibantu oleh empat abdi keraton untuk menjadi “guru” bagi warga desa. Masing-masing abdi tersebut memiliki keahlian berbeda. Ada yang pandai membuat keris sekaligus kerangkanya, ahli membuat pakaian dari bahan perak, ahli dalam menjahit, dan ahli dalam membuat peralatan dapur dari bahan tembaga.
Dari keempat keahlian yang diajarkan para abdi dalem keraton pada warga Tumang tersebut, hingga kini masih tetap lestari. Di Desa Tumang sendiri, selain terkenal dengan kerajinan tembaga dan kuningan, disini juga masih ada beberapa warga yang menekuni membuat warangka keris, kerajinan perak, dan bekerja di produksi garmen.
Untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa Pangeran Rogosasi, hingga saat ini warga Tumang masih melaksanakan semacam rituan untuk menghormati arwah Pangeran Rogosasi. (Baca juga : Desa Wisata Samiran, Nuansa Pedesaan di Kaki Gunung)