10 Pelukis Terkenal Indonesia dan Karya Lukisannya

Sebagai sebuah bangsa yang kaya akan seni dan budaya, ada banyak sekali pelukis terkenal Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia seni rupa.

Bahkan karya-karya mereka telah mencuri perhatian di tingkat internasional.

Sebut saja Raden Saleh, ia adalah pelukis terkenal dari masa kolonial yang populer dengan lukisan-lukisan alam dan hewan yang menggabungkan elemen Barat dengan tema-tema Indonesia.

Setelahnya, hingga kini sudah banyak nama pelukis Indonesia yang telah menorehkan tinta emas di dunia seni rupa internasional.

Misalnya Affandi, seorang maestro seni rupa Indonesia yang dikenal dengan gaya lukis ekspresionisnya.

Selain itu ada Hendra Gunawan, Popo Iskandar, dan sederetan seniman yang tidak bisa kami sebut satu persatu.

Berikut ini kami sajikan 10 nama pelukis terkenal Indonesia yang bisa menjadi Inspirasi kita dalam berkarya:

1. Raden Saleh (1811-1880)

Porträt Raden Saleh Syarif Bustaman

Bernama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman, adalah seorang pelukis terkenal Indonesia yang lahir pada tanggal 30 Juli 1811 di Semarang, Jawa Tengah.

Raden Saleh adalah salah satu pelukis Indonesia pertama yang belajar di Eropa.

Pada tahun 1829, ia pergi ke Belanda untuk belajar seni di Koninklijke Academie van Beeldende Kunsten (Akademi Kerajaan Seni Rupa) di Den Haag. Ia kemudian melanjutkan studinya di Jerman dan Prancis.

Dalam perjalanannya di Eropa, Raden Saleh banyak terinspirasi oleh lukisan-lukisan Romantisisme, yang menggambarkan adegan alam, hewan, dan peristiwa bersejarah.

Karya-karya Raden Saleh dikenal karena penggunaan teknik realisnya yang cermat dan kecakapannya dalam menggambarkan manusia, hewan-hewan besar, seperti singa dan harimau.

Lukisan Raden Saleh Pelukis Terkenal Indonesia The Arrest of Pangeran Diponegoro (1857)
Lukisan Raden Saleh The Arrest of Pangeran Diponegoro (1857)

 

Salah satu karyanya yang terkenal adalah “The Arrest of Pangeran Diponegoro” (1857), yang menggambarkan penangkapan Pangeran Diponegoro oleh penjajah Belanda.

Baca juga: Kisah Penangkapan Pangeran Diponegoro

Karya ini menjadi salah satu karya terpenting dalam sejarah seni Indonesia.

Karya-karyanya sering menggabungkan elemen keindahan alam dengan pesan sosial dan politik.

lukisan raden saleh Boschbrand (1842)
Lukisan raden saleh Boschbrand (1842)

 

Lukisan Raden Saleh Banjir di Jawa
Lukisan Raden Saleh Banjir di Jawa (1865-1875)

 

Selama hidupnya, Raden Saleh mendapatkan pengakuan di Eropa dan Indonesia.

Dia diangkat menjadi anggota Akademi Seni Kerajaan di Amsterdam pada tahun 1846, dan pada tahun 1876, ia dianugerahi gelar kebangsawanan oleh pemerintah Belanda, yang membuatnya menjadi Raden Saleh Sjarif Boestaman.

Raden Saleh telah berjasa dalam perkembangan seni rupa di Indonesia.

Karya-karyanya menjadi inspirasi bagi banyak pelukis Indonesia selanjutnya, dan ia dianggap sebagai salah satu pelopor seni lukis Indonesia. Warisan dan pengaruhnya terus dirasakan hingga saat ini.

Beliau meninggal pada tanggal 23 April 2025 di Buitenzorg, Jawa Barat (sekarang dikenal sebagai Bogor).

Baca juga : Raden Saleh, Perintis Seni Rupa Kontemporer Indonesia

2. Affandi (1907-1990)

Maryati, Affandi dan Kartika Affandi
Maryati, Affandi dan Kartika Affandi

Affandi adalah seorang pelukis terkenal Indonesia yang populer dengan gaya ekspresionisnya yang khas.

Ia lahir pada tanggal 26 Oktober 1907 di Cirebon, Jawa Barat, dan meninggal pada tanggal 23 Mei 1990 di Yogyakarta.

Meski Affandi sembat belajar formal di HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, namun ia belajar melukis secara otodidak dan mengembangkan gaya ekspresionisnya sendiri.

Dia sering menggunakan teknik plototan atau menuangkan langsung cat minyak dari tube ke atas kanvas dengan memanfaatkan jemari tangannya sebagai kuas.

Dipadu dengan gerakan tubuhnya yang energik, ia bisa menghasilkan goresan-goresan kuat dan spontan di atas kanvas.

Gaya melukisnya yang unik ini memungkinkannya untuk mengekspresikan emosi dan perasaannya dengan kuat dalam karyanya.

Karya-karya Affandi sering menggambarkan orang-orang biasa, pemandangan alam, dan potret diri.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah “Potret Diri dan Topeng-Topeng Kehidupan” (1961), Ia sering menggunakan dirinya sendiri sebagai subjeknya.

potret diri dan topeng topeng kehidupan lukisan affandi Pelukis Terkenal Indonesia

Karyanya yang lain, seperti “Potret Diri dengan Semangka” (1973), menunjukkan kecintaannya pada objek sederhana dan penggambaran dirinya sendiri.

potret diri dan semangka karya afandi

Affandi juga terkenal karena perjalanan dan pameran internasionalnya.

Dia melakukan perjalanan ke berbagai negara, termasuk India, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Eropa, di mana karyanya dipamerkan dan mendapatkan pengakuan internasional.

Karyanya juga terpajang di berbagai museum dan galeri seni di seluruh dunia.

Gaya ekspresionisnya yang unik dan kecintaannya pada subjek-subjek sederhana menjadi ciri khas dalam seni lukis Indonesia.

Baca juga : Affandi, Pelukis Legendaris Aliran Ekspresionisme Indonesia

3. Hendra Gunawan (1918-1983)

Hendra Gunawan adalah seorang seniman Indonesia yang dikenal sebagai pelukis dan seniman serba bisa.

Ia dilahirkan pada tanggal 11 Juni 1918 di Bandung, Jawa Barat, dan meninggal pada tanggal 17 Juli 1983 di Jakarta.

Gaya melukis Hendra Gunawan sangat beragam. Pada awal kariernya, ia terpengaruh oleh gaya realis dan naturalis, tetapi kemudian berkembang menjadi lebih ekspresionis.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, Hendra Gunawan juga aktif melukis dengan tema seputar perjuangan kemerdekaan.

Ia ikut turun ke medan perang dengan membuat poster-poster penyemangat bersama kelompok Seniman Indonesia Muda (SIM).

Di masa Pasca Kemerdekaan, Hendra lebih banyak melukis berbagai aktivitas masyarakat di kampung-kampung di sekitarya, baik di kota maupun di desa.

Karya-karya Hendra Gunawan banyak menggambarkan kehidupan sehari-hari rakyat biasa, dengan penekanan pada kehidupan sosial, keadilan, dan perjuangan rakyat.

Ia lebih banyak menghadirkan warna-warna cerah, seperti; merah muda, hijau terang, violet, maupun biru.

Salah satu karya terkenal Hendra Gunawan adalah “Aku dan Istriku” (1977), yang menggambarkan Hendra sedang memeluk istrinya sendiri.

Lukisan Hendra Gunawan Aku dan Istriku di Lonceng Kedua
Lukisan Hendra Gunawan “Aku dan Istriku”

 

Digigit kepiting - Hendra Gunawan Pelukis Terkenal Indonesia
Digigit kepiting (1970) - Hendra Gunawan

 

Karyanya yang lain, seperti “Digigit kepiting” (1970), menunjukkan kepekaannya terhadap kehidupan masyarakat biasa Indonesia.

Lukisan Hendra Gunawan Kerokan 1947-1980
Lukisan Hendra Gunawan “Kerokan” (1947-1980)

 

Selama hidupnya, Hendra Gunawan tidak hanya aktif sebagai pelukis, tetapi juga sebagai seniman serba bisa. Ia terlibat dalam berbagai bentuk seni, termasuk seni patung, dan lainnya.

Karya-karya Hendra Gunawan sangat dihargai dan diakui baik di dalam maupun di luar negeri.

Hendra Gunawan meninggal pada tahun 1983, tetapi warisannya sebagai salah satu pelukis terbesar Indonesia tetap hidup.

4. Sudjojono (1913-1986)

Bernama lengkap Sudjojono Kertosastro, adalah pelukis dan kritikus seni terkenal Indonesia yang lahir pada tanggal 14 Desember 1913 di Kisaran, Sumatera Utara, dan meninggal pada tanggal 25 Maret 1985.

Sudjojono memiliki julukan sebagai Bapak Seni Rupa Modern Indonesia, karena beliau adalah seniman pertama Indonesia yang memperkenalkan modernitas seni rupa Indonesia.

Gaya Lukisan Sudjojono memiliki ciri khas kasar, dengan goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas.

Objek lukisannya lebih menonjol kepada kondisi faktual bangsa Indonesia yang diekspresikan secara jujur apa adanya.

Lukisan Soedjojono Pelukis Terkenal Indonesia Self Portrait 1959
“Self Portrait” (1959)

 

Lukisan Soedjojono yang terkenal Tjap Go Meh 1940
“Tjap Go Meh” (1940)

 

Lukisan Terkenal Soedjojono Sehari Tanpa Hukum (1975)
“Sehari Tanpa Hukum” (1975)

5. Basuki Abdullah (1915-1993)

Basuki Abdullah adalah seorang pelukis terkenal dari Indonesia karena kemampuannya dalam menggambarkan potret dan pemandangan alam.

Ia lahir pada tanggal 25 Januari 1915 di Surakarta, Jawa Tengah, dan meninggal pada tanggal 5 November 2024 di Jakarta.

Basuki pernah diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai pelukis Istana Merdeka, Jakarta.

Gaya melukis Basuki Abdullah terinspirasi oleh gaya realis dan romantisme.

Ia mahir dalam menggambarkan potret manusia dengan detail yang halus dan ekspresi yang kuat.

Ia juga memiliki keahlian dalam menggambarkan pemandangan alam, terutama pemandangan pegunungan dan air terjun.

Basuki juga terkenal dengan potret-potret diri dan potret tokoh terkenal, termasuk Presiden Soekarno dan tokoh sastra Indonesia, seperti Chairil Anwar.

Karya-karya Basuki Abdullah sering dipamerkan di dalam dan luar negeri, termasuk di beberapa pameran seni internasional.

Sukarno dengan jas gelap dan kacamata hitam (1960) karya Basuki Abdullah
“Soekarno” (1960) karya Basuki Abdullah

 

Diponegoro Memimpin Pertempuran (1940-1960) Lukisan Terbaik Basuki Abdullah
Diponegoro “Memimpin Pertempuran” (1940-1960)

 

Njai Loro Kidul (1950-1964) karya Basuki Abdullah - Pelukis Terkenal Indonesia
“Njai Roro Kidul” (1950-1964) karya Basuki Abdullah

 

Pertempuran Gatotkaca dan Antasena (1940-1960) karya Basuki Abdullah
“Pertempuran Gatotkaca dan Antasena” (1940-1960)

6. Srihadi Soedarsono (1931-2022)

Srihadi Soedarsono adalah seorang seniman dan pelukis terkenal dari Indonesia. Ia lahir pada tanggal 4 Desember 1931 dan meninggal pada tanggal 26 Februari 2022.

Karya awal Sri Hadi sangat dipengaruhi hasil pendidikannya, yaitu geometris sintetik.

Pada tahun 1960 mulai menuju eksperimentasi pada bentuk abstrak lewat tempelan potongan kertas dan spontanitas warna.

Memasuki 1970 cenderung impresionis lewat cat air dan ekpresionis lewat cat miyak dan sering memasukkan unsur simbolis dalam lukisannya.

Terakhir karyanya muncul dalam bentuk simplifikasi dengan garis horison yang kuat, selain juga lukisan figur-figur puitis yang terinspirasi ajaran Zen.

Srihadi Soedarsono dan lukisannya
Srihadi Soedarsono dan lukisannya

 

Bedoyo - The Spirit of Life karya Srihadi Soedarsono - Pelukis Terkenal Indonesia
“Bedoyo - The Spirit of Life” karya Srihadi Soedarsono

 

Jiwa Legong (1997) karya Srihadi Soedarsono
“Jiwa Legong” (1997) karya Srihadi Soedarsono

 

Tiga Penari (1965) karya Srihadi Soedarsono
“Tiga Penari” (1965) karya Srihadi Soedarsono

7. Popo Iskandar (1927-2000)

Popo Iskandar adalah seorang seniman dan pelukis terkenal dari Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Desember 1927 dan meninggal pada tanggal 29 Januari 2000.

Beliau memulai pendidikan melukisnya pada zaman Jepang yang selanjutnya masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1953.

Popo pernah mengajar di IKIP Bandung, Ia sempat mendapat bimbingan melukis dari Hendra Gunawan dan Barli Samitawinata.

Lukisan Popo banyak dipengaruhi oleh gurunya di ITB, Ries Mulder asal Belanda yang kiblat melukisnya pada mazhab Kubisme dan Abstrak.

Popo memiliki ciri khas pada kekuatan gaya ekspresif figuratif dan menjadi panutan bagi generasi pelukis setelahnya.

Sisi unik dari Popo Iskandar adalah kegemarannya dalam melukis kucing, dari situ dia bahkan mendapat julukan sebagai “pelukis kucing” dari Indonesia.

Meskipun demikian, Popo juga banyak melukis tema lainnya, seperti alam dan makhluk hidup.

Selain sebagai pelukis dan pendidik, Popo Iskandar juga terkenal sebagai pemikir dan kritikus seni.

Dia juga banyak menulis esai tentang seni rupa dan kebudayaan di berbagai media massa.

Kucing, (1975) karya Popo Iskandar - Pelukis Terkenal Indonesia
Kucing, (1975) karya Popo Iskandar

 

Ibu dan Anak (1966) karya Popo Iskandar
Ibu dan Anak (1966) karya Popo Iskandar

 

Wajah-wajah Kucing (1987) karya Popo Iskandar

8. Henk Ngantung (1921-1991)

Hendrik Hermanus Joel Ngantung (1 Maret 1921 – 12 Desember 1990), lebih dikenal sebagai Henk Ngantung adalah seorang pelukis otodidak dan politisi Indonesia keturunan Minahasa.

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur dan kemudian menjadi Gubernur di Jakarta antara tahun 1964 dan 1965.

Sejak 1965, dia mengabdikan hidupnya untuk seni meskipun dalam kemiskinan, menderita penyakit jantung, glaukoma, dan gangguan penglihatan.

Pada tahun 1990, pengusaha dan dermawan Indonesia Ciputra mensponsori satu-satunya pameran Henk Ngantung sebulan sebelum kematiannya pada 12 Desember 1991.

Potretnya tentang Brigadir John Mellsop (1907–1980), dilukis di Jawa pada 1946, menjadi koleksi National Army Museum, London.

Tugu Selamat Datang yang sedang melambaikan tangan di bundaran Hotel Indonesia merupakan hasil sketsanya, Henk juga membuat sketsa lambang DKI Jakarta dan lambang Kostrad.

Memanah (1944) karya Henk Ngantung - Pelukis Terkenal Indonesia
Memanah (1944) karya Henk Ngantung

 

Dua Gadis Memakai Tjaping (1957) karya Henk Ngantung - Pelukis Terkenal Indonesia
Dua Gadis Memakai Tjaping (1957) karya Henk Ngantung

 

Gadis Toraja (1950-1990) karya Henk Ngantung
Gadis Toraja (1950-1990) karya Henk Ngantung

9. Dullah (1919-1996)

Dullah (17 September 2024 – 1 Januari 1996) adalah pelukis aliran realisme Indonesia yang juga seorang kurator seni rupa istana, semasa kepemimpinan Presiden Soekarno.

Ia lahir dari keluarga pembatik di Kota Solo dan banyak belajar melukis dari S. Sudjojono dan Affandi. saat menjadi anggota kelompok Seniman Indonesia Moeda (SIM).

Pada pra kemerdekaan, Dullah banyak melukis peristiwa perjuangan dan peperangan.

Oleh karena itu ia juga populer sebagai “pelukis revolusioner”.

Saat ini ratusan karya Dullah tersimpan rapi dalam Museum Dullah yang berada di Surakarta.

Di tempat tersebut terdapat karya-karyanya antara tahun 1939 sampai dengan tahun 1993.

Bunga Teratai karya Dullah
Bunga Teratai karya Dullah

 

Sebuah Sudut Pura Di Desa Blah Batu Bali karya Dullah - Pelukis Terkenal Indonesia
Sebuah Sudut Pura Di Desa Blah Batu Bali karya Dullah

 

Praktek Tentara Pendudukan Asing karya Dullah - Pelukis Terkenal Indonesia
Praktek Tentara Pendudukan Asing karya Dullah

10. Jeihan Sukmantoro

Jeihan lahir pada 26 September 2024 di Surakarta, ia adalah salah satu pelukis terkenal dari Indonesia yang mendirikan Studio Seni Rupa Bandung.

Gaya lukisan jeihan adalah ekspresionisme, Ia banyak belajar seni lukis di Himpunan Budaya Surakarta (HBS) sebelum ke Bandung tahun 1960.

Di Bandung ia masuk pendidikan di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB), namun tidak menyelesaikan pendidikannya.

Teknik melukisnya berkarakter figuratif dengan warna datar sederhana, ciri khasnya pada objek lukisan dengan ‘mata hitam’’.

Jeihan menemukan ciri khasnya tersebut pada tahun 1963 semasa berkuliah di ITB, masa dimana ia merasakan saat-saat tersulit dalam hidupnya.

Ciri khas lainnya dari lukisan-lukisan Jeihan adalah dengan penggunaan dua warna dalam latar yang berbeda di lukisannya.

Nuriah (1999) karya Jeihan Sukmantoro
Nuriah (1999) karya Jeihan Sukmantoro

 

Dua Penari (2009) karya Jeihan - Pelukis Terkenal Indonesia
Dua Penari (2009) karya Jeihan

 

Ibu dan Anak (2002) karya Jeihan - Pelukis Terkenal Indonesia
Ibu dan Anak (2002) karya Jeihan

 

Sumber foto lukisan: ivaa-online.org