Taman Sriwedari atau yang jaman dulu disebut sebagai Kebon Rojo merupakan salah satu tempat publik di Kota Solo yang banyak dimanfaatkan sebagai ruang berekspresi bagi banyak seniman di Surakarta.
Berbagai cabang kesenian hadir disana dari seni musik, seni tari, seni rupa, dan lain sebagainya.
Wayang Orang Sriwedari menjadi salah satu kesenian tradisional yang sampai saat ini masih tetap bertahan di kompleks Taman Sriwedari.
Hampir setiap pertunjukan yang diselenggarakan oleh para seniman Wayang Orang Sriwedari selalu menyuguhkan lakon yang berbeda.
Para pengunjung dapat belajar banyak hal tentang cerita-cerita wayang yang diangkat dari kisah Ramayana maupun Mahabarata di tempat ini.
Selain wayang orang, di Sriwedari dulu juga terdapat Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari.
Setiap malam selalu menghadirkan beragam acara pertunjukan musik secara reguler.
Acara-acara musik yang sering digelar di THR Sriwedari tersebut diantaranya Tembang Kenangan, Musik Koes Plus, Dangdut, Campursari, Musik Rock dan lainnya.
Hampir tiap hari dalam seminggu THR Sriwedari tidak pernah sepi karena selain pertunjukan musik juga terdapat arena bermain untuk anak-anak.

Kelompok Kesenian
Acara musik tidak hanya berada di THR Sriwedari, dalam kompleks taman ini juga terdapat kelompok musik HAMKRI (Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia).
Himpunan ini menjadi sebuah wadah bagi para musisi keroncong yang ada di kota Surakarta.
Terdapat sekitar 50 an group musik keroncong yang aktif mengadakan latihan secara rutin.
Mereka memanfaatkan sekeretariat yang ada maupun diselenggarakan di Joglo Sriwedari.
Temperente Percusion, salah satu kelompok musik etnik perkusi di Solo juga turut meramaikan suasana Taman Sriwedari.
Kelompok musik ini digawangi oleh Dwi Priyo Sumarto, Akso Gilang, Edwind Sumantri, Aditya Bagus Perdana dan Galih Naga Sena.
Kelompok ini selau mengadakan latihan di basecamp-nya yang terletak di sudut timur Joglo Sriwedari.
Seni tari di Taman Sriwedari juga tak pernah mati, Sanggar Seni Meta Budaya menjadi pelopor dalam menjaga seni tari tradisi Surakarta.
Melalui pelatihan tari bagi ratusan siswanya di Sriwedari, sanggar ini telah mencetak banyak generasi yang piawai menari tari tradisional.
Ada tari gambyong, Srimpi, Wahyu Kencana, tari Topeng dan lain sebagainya. Selain melatih seni tradisi, di sanggar Meta Budaya juga mengajarkan tari-tari kreasi baru.
Tak hanya seni pertunjukan. Denyut kehidupan seni rupa juga mewarnai Taman Sriwedari.
Kelompok seni lukis yang targabung dalam Gentala Art sering menyelenggarakan acara kelas melukis dan juga pameran seni rupa di Solo.
Selain Gentala Art, kegiatan seni rupa dahulu juga diselenggarakan oleh SASOP (Sonny Arendra School of Painting) yang menempati Gedung Kesenian Solo (GKS).
Gedung ini dulunya adalah gedung bioskop Solo Theater. SASOP menyelenggarakan kelas les melukis bagi anak-anak dan orang dewasa.
Taman Sriwedari, meski tanah sengketa yang sampai saat ini belum menemui titik terang, tempat ini menjadi ruang proses berkesenian bagi banyak seniman dalam menciptakan karya-karyanya.