Membuat iklan yang efektif bisa menjadi satu cara perusahaan untuk mengenalkan atau memberitahukan produk-produknya kepada publik yang lebih luas secara cepat, tepat, singkat, padat dan jelas.
Selain untuk memberitahukan, iklan digunakan sebagai media untuk meyakinkan, mengingatkan dan juga menguatkan keyakinan konsumen tentang produk yang telah ia pilih.
Berbicara tentang iklan, memang tak bisa dilepaskan dari berbagai ilmu komunikasi.
Dalam membuat iklan yang efektif secara otomatis media tersebut harus mampu berkomunikasi secara efektif, baik itu menggunakan bahasa gambar, teks, audio, dan video.
Sebelum membahas tentang bagaimana cara membuat iklan yang efektif, tentu harus kita ketahui dahulu bagaimana iklan itu bekerja.
Iklan adalah media komunikasi, beriklan secara efektif sama juga dengan berkomunikasi secara efektif.
Syarat komunikasi efektif
Jika mengacu pada pendapat Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya “Effective Public Relations”, untuk dapat menciptakan komunikasi yang efektif maka dibutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Beberapa syarat tersebut ia namakan “The Seven Communication” atau yang sering disingkat dengan 7C, yaitu :
– Credibility (keterpercayaan iklan)
Kredibilitas atau keterpercayaan pengiklan menjadi salah satu faktor penting untuk membuat iklan yang efektif.
Untuk itu membangun kepercayaan antara pengiklan dan target audience-nya penting untuk dilakukan agar masing-masing terdapat rasa saling percaya.
Kepercayaan dapat dibangun dengan berbagai cara, misalnya adanya ketersediaan produk, kesesuaian iklan dengan produk yang diiklankan, dan kejujuran dalam iklan sehingga iklan tersebut bukanlah tipu-tipu belaka.
– Context (kesesuaian/pertalian iklan)
Membuat iklan yang efektif memang harus disesuaikan dengan banyak hal, masing-masing elemen harus saling terhubung dan terdapat pertalian yang erat.
Misalnya kesesuaian antara produk dan iklan yang dibuat, kesesuaian produk yang diiklankan dengan segmen pasarnya, kesesuaian iklan dengan target konsumennya, kesesuaian media yang digunakan, dan kesesuaian dengan situasi dan kondisi.
– Content (isi iklan)
Isi iklan yang berupa berbagai materi iklan menjadi salah satu faktor yang menentukan efektif dan tidaknya sebuah iklan.
Untuk membuat iklan yang efektif memang harus mempertimbangkan berbagai isi materi yang ada dalam iklan tersebut, mulai dari penggunaan gambar, teks, suara, maupun video.
– Clarity (membuat iklan yang efektif harus jelas)
Menyampaikan pesan dalam iklan secara jelas, merupakan satu cara untuk membuat iklan yang efektif.
Orang harus tau dan paham tentang apa yang ditawarkan, dan audience pun harus secara jelas mengetahui keuntungan yang akan diperoleh dari produk yang diiklankan.
Kejelasan dalam iklan dapat diciptakan melalui berbagai cara, misalnya dengan membuat layout iklan yang bagus, penggunaan kata dan gambar secara tepat, media penempatan yang sesuai, dan lain sebagainya.
Iklan yang dibuat dengan lebih jelas, biasanya akan lebih menonjol dari iklan-iklan lainnya sehingga lebih mampu menarik perhatian.
– Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi iklan)
Agar iklan dapat bekerja secara efektif, maka ia harus dibuat secara konsisten dan berkesinambungan.
Iklan sebisa mungkin dilakukan secara terus menerus, dengan penampilan yang tidak berubah-ubah dari media satu dengan media lainnya.
Iklan yang tidak konsisten akan membuat konsumen bingung, jika tidak dibuat secara kontinyu maka konsumen akan cepat lupa.
– Capability of Audience (kemampuan pihak penerima iklan)
Mempertimbangkan kemampuan audience dalam menerima pesan iklan juga perlu dilakukan, mengingat setiap segmen pasar biasanya memiliki kemampuan yang berbeda dalam mencerna sebuah iklan.
Untuk itu perlu penyesuaian anatara iklan dengan target marketnya.
Iklan-iklan yang dibuat untuk anak-anak harus dibedakan dengan iklan untuk dewasa.
Iklan untuk mereka yang berpendidikan tinggi bisa dibedakan dengan iklan yang dibuat untuk segmen pasar yang berpendidikan rendah.
Iklan dengan target konsumen masyarakat perkotaan bisa dibedakan dengan iklan untuk konsumen pedesaan,dan lain-lain.
– Channels of Distribution (saluran penerimaan berita iklan)
Untuk saat ini, produk yang baik biasanya akan menembak pangsa pasar yang telah disesuaikan dengan segmennya.
Untuk itu dibutuhkan saluran distribusi iklan yang telah disesuaikan pula dengan pasarnya.
Produk-produk yang akan dijual di pasar nasional, maka iklan dapat didistribusikan melalui media nasional. Misalnya televisi nasional, koran nasional, dan lain-lain.
Jika produk untuk pasar lokal maka saluran distribusi iklan akan lebih efektif apabila menggunakan media lokal.
Membuat Iklan yang Efektif
Membuat iklan yang efektif memang sangat membutuhkan banyak sumberdaya.
Waktu, tenaga, pikiran, pengetahuan dan pastinya juga dana.
Secara sederhana proses membuat iklan yang efektif dapat dilakukan dengan lima langkah di bawah ini :
1. Informasi mengenai produk
Mengetahui informasi sedetil mungkin tentang produk adalah wajib hukumnya.
Dengan mengetahui seluk-beluk produk yang akan diiklankan, tentu akan lebih mudah untuk mencari sisi paling menarik untuk ditonjolkan dan dikampanyekan.
Setidaknya ada 8 point dasar yang harus diketahui terkait produk yang akan diiklankan, diantaranya adalah :
Informasi dasar produk, adalah semua hal yang melatarbelakangi lahirnya produk tersebut, kenapa produk tersebut harus ada.
Desain Produk, yakni tentang seberapa efektif produk tersebut dapat dikenali, disini terkait bentuk, warna, tekstur, dan lainnya.
Komposisi produk, adalah tentang bahan-bahan atau ragam material yang digunakan dalam membuat produk tersebut. Dari komposisi ini akan dapat diketahui sisi keunggulan dari produk tersebut dibanding produk sejenis yang ada di pasaran.
Proses produksi produk, yaitu tentang bagaimana produk tersebut diciptakan, pakai mesin atau manual, higienis atau tidak (misal makanan), dan berapa lama prosesnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai informasi tentang kelebihan produk (dari sisi proses) yang mungkin bisa ditonjolkan dalam iklan.
Fungsi dasar produk, ini terkait dengan kegunaan produk tersebut bagi pengguna, lengkap dengan bagaimana produk tersebut dapat berjalan, dinikmati, ataupun dirasakan.
Perawatan dan masa pakai, yaitu tentang bagaimana merawat produk tersebut, cara penyimpanannya, dan juga durasi pemakaian yang diperbolehkan atau masa kadaluarsa produk.
Harga dasar, yakni tentang seberapa besar konsumen harus mengorbankan uangnya untuk memiliki barang tersebut. Murah dan mahalnya sebuah produk juga akan menentukan strategi penjualan produk tersebut.
Manfaat produk, ini terkait dengan seberapa besar manfaatnya bagi konsumen. Bagi target pasarnya produk tersebut termasuk kebutuhan primer, skunder atau tersier.
Setelah semua informasi tersebut diketahui, langkah selanjutnya adalah menganalisa produk tersebut.
Secara umum, menganalisa produk bisa menggunakan analisis SWOT, yakni menganalisa kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dari produk.
Salah satu atau beberapa kekuatan/kelebihan produk bisa ditonjolkan dalam membuat iklan.
2. Mengetahui secara rinci target pasarnya
Mengetahui secara rinci target pasar dari produk tersebut juga tidak kalah penting.
Ada tiga langkah yang bisa dilakukan agar bisa menentukan target pasar secara tepat.
Dalam proses pemasaran sering disebut STP Process, yakni Segmenting, Targeting, dan Positioning.
- Segmentasi pasar (Segmenting), yaitu membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Kelompok-kelompok ini bisa dibedakan berdasarkan wilayah geografisnya, data demografinya, psikografinya dan tingkah laku. (Selengkapnya : Strategi Segmentasi Pasar )
- Penentuan target pasar (Targeting), adalah menentukan satu atau beberapa segmen pasar yang paling relevan/sesuai dengan produk yang akan dipromosikan. (Selengkapnya : Strategi Menentukan Target Pasar Secara Tepat)
- Penempatan produk (Positioning), yaitu upaya untuk menempatkan posisi produk di benak konsumennya, bagaimana produk dapat benar-benar dibedakan dari produk pesaing. (Selengkapnya : Menentukan Positioning, Tips Produk Mudah Diingat Konsumen)
Untuk bisa mendapatkan target pasar secara tepat dan akurat, dibutuhkan riset pasar.
Dari sinilah akan tampak jelas kepada siapa dan dimana saja iklan maupun produk akan didistribusikan.
3. Menentukan media yang akan digunakan
Setiap target pasar seringkali membutuhkan strategi yang berbeda dalam menggunaka media iklannya.
Target remaja akan berbeda media yang digunakan dengan target orang tua, target masyarakat desa akan berbeda caranya dengan masyarakat perkotaan, dan lain sebagainya.
Ada setidaknya tiga jenis media iklan yang efektif bisa digunakan untuk melakukan promosi produk.
Masing-masing media memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Jenis media tersebut diantaranya :
- Media Cetak. Cirinya sasaran iklan harus aktif baik dengan cara melihat maupun membacanya. Contoh media iklan cetak : Surat kabar, majalah, koran, tabloit, brosur, leaflet, pamflet, flier, dan lainnya.
- Media Elektronik. Jika menggunakan media ini sasaran iklan tidak perlu begitu aktif, mereka dengan sengaja ataupun tidak akan dapat menerima informasi, Media ini misalnya radio dan televisi.
- Media lainnya. Internet, videotron, billboard, spanduk dan media luar ruang lainnya bisa menjadi pilihan untuk menampilkan iklan produk.
Dari semua media yang telah disebutkan tadi memiliki konsekwensi biaya dan metode kampanye yang berbeda.
Untuk itu perlu dipikirkan dan dipilih secara tepat media mana yang akan dipilih.
Hal ini akan terkait erat dengan sumber daya dan sumber dana yang ada.
(Baca juga : Macam-Macam Media Iklan Untuk Promosi)
4. Merumuskan ide kreatif iklan yang efektif
Setelah keunggulan produk ditemukan, sasaran pasar ditentukan dan penggunaan media dipilih, langkah selanjutnya adalah merumuskan ide iklan dan konsep kreatifnya.
Agar iklan bisa bekerja secara efektif, semua elemen kreatif dalam iklan harus seragam. Mulai dari pilihan warna, jenis font, gambar/foto, tokoh/bintang iklannya, setiap kata maupun kalimat promosinya, dan juga audio visual iklannya.
Konsep kreatif iklan harus sesuai dengan produknya, juga disesuaikan dengan target pasarnya.
Selain itu konsep kreatif juga harus bisa menjadi pembeda dari banyak pesaing yang ada, harus bisa memosisikan produk di benak konsumennya. Jangan pernah meniru maupun mengekor dari cara-cara kempanye pesaing.
Caranya? Pilih salah satu keunggulan/keunikan/keistimewaan produk yang akan diiklankan.
Fokus pada salah satu, jangan terlalu banyak. Keunggulan yang akan dikampanyekan sebisa mungkin tidak sedang dikampanyekan oleh pesaing.
Setelah keunggulan produk ditentukan, gunakan semacam “majas” untuk mendramatisir iklan. Ini banyak menjadi strategi biro periklanan untuk membuat karya iklan yang kreatif.
Mendramatisir keunggulan produk adalah cara untuk bisa mengundang simpati dan mencuri perhatian. Bahkan bisa dijadikan sebagai jembatan bagi konsumen untuk bisa dengan mudah mengingat produk yang diiklankan.
Ada banyak cara untuk menemukan ide kreatif, diantaranya adalah dengan memperbanyak referensi iklan, melihat pameran iklan, membaca, dan lain sebagainya.
5. Membuat iklan yang efektif
Aplikasikan gagasan yang sudah ada menjadi produk iklan yang istimewa. Tapi perlu diingat, dari setiap media iklan yang di pilih tentu memiliki cara yang berbeda dalam mengeksekusi.
Untuk media cetak tentukan gaya desinnya, gambar dan teks yang akan digunakan, ukuran medianya, bahan yang digunakan dan dimana produksinya.
Untuk saat ini hampir di setiap kota sudah ada mesin percetakan maupun digital printing.
(Baca juga : Contoh Iklan Produk Makanan dan Minuman, Unik dan Kreatif)
Untuk media radio dan televisi juga hampir sama meski agak lebih rumit.
Tentukan naskahnya, buat storyline dan storyboard (TVC), pilih karakter pengisi suara, ilustrasi musik, proses pengambilan gambar dan suara, editing dan mastering.
(Baca juga : Membuat Film Pendek, Ini Tahapan dan Prosesnya)
nak tanya bagaimana dengan kesesuaian iklan