Wisata

Kru MTMA Bersimpati Atas Kerusakan Amarilis #SaveAmaryllis

Pelaku-Pengrusakan-Amaryllis di-Gunungkidul-Jogja5

Kerusakan taman bunga amarilis milik warga Dusun Ngasem Ayu, Desa Salam, Kecamathan Pathuk, Gunungkidul, Yogyakarta, Sukadi,mengundang simpati sejumlah nitizen. Salah satunya kru program liburan stasiun televisi swasta yang saat ini populer My Trip My Adventure (MTMA).

Pelaku Pengrusakan Bunga amaryllis di Gunungkidul Jogja7

Dalam akun instagram resmi @mytrip_myadvntr mereka menuliskan kekecewaan yang mendalam karena taman bunga itu rusak sebelum mereka ekspose. “MTMA BELUM PERNAH MELIPUT ATAUPUN DATANG KESANA. Sayangnya harus menunggu setahun lagi karena bunga itu hanya mekar setahun sekali,” tulis mereka .

Para nitizen menganggap hamparan bunga amarilis yang hanya mekar setahun sekali itu rusak akibat ulah para pengunjung karena menginjak-injak demi kepentingan eksistensi di media sosial (Medsos). Sejumlah komentar pedas dan sindiran pun berdatangan. Pemilik akun instagram @wonosobohitz menulis rasa kecewanya. “Miris liatnya. Taman bunga Amarilis di Pathuk-Yogyakarta. Baru beberapa hari nge-hitz di Medsos karena keindahannya seperti di Belanda atau negara Eropa lainnya yang mekar setahun sekali. Namun beberapa hari terkenal kok sudah hancur guys,”. Komentar sadis juga diungkapkan oleh pemilik akun @sekolah_gunung. “peringatan mental kere jangan dilaminating,” tulisnya.

Meme yang berisi sindiran terhadap pengunjung perusak amarilis juga bermunculan di Instagram. Salah satu sindiran itu datang dari pemilik akun @windu_dolandolan yang mengusulkan para perusak bunga amarilis diundang berkunjung ke taman kaktus berduri. “Kalau kita carikan kaktus dna kebun berduri apakah mereka masih berani nginjak-injak dan guling-guling ndak ya?”

Tak hanya komentar miring, beberapa nitizen justru mengusulkan hal positif agar masyarakat yang merasa memiliki kepedulian datang ke taman amarilis tersebut. Tujuannya melakukan kerjabakti menanam kembali taman yang rusak. Belakangan juga muncul #SaveAmaryllis yang berisi dukungan untuk tidak merusak taman bunga.

1 Comment

1 Comment

  1. khairunisa

    1 Desember 2015 at 13:00

    miris banget, saya yg org jogja asli gak tega liatnya. apalagi pak sukadi, pemilik kebun tsb yg menanamnya kurang lebih 2th yg lalu

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top