Kopi Arabika, Robusta dan Liberika, Ini Bedanya

Dunia mencatat setidaknya 120 jenis tanaman kopi. Ini menurut James Hoffmann dalam buku “The World Atlas of Coffee”. Namun, di pasaran komersil hanya dikenal tiga jenis, yaitu Arabika, Robusta, dan Liberika yang memiliki turunan, Excelsa. Dari tiga jenis di pasaran itu, Arabika dan Robusta memang paling paling populer.

Apa sebenarnya beda antara ketiganya? Sepintas ketiga tiga jenis itu bisa dikenali dari bentuk fisiknya. Misalnya, bentuk biji Arabika lebih lonjong, dan memiliki rekahan berkelok di bagian tengah saat dibelah.

Robusta cenderung bulat dengan rekahan lurus saat dibelah. Sedangkan Liberika biasanya memiliki ukuran biji lebih besar dan asimetris. Soal rasa, Arabika lebih kompleks karena selain pahit juga memiliki sensasi fruity (rasa asam buah), manis, bunga, kacang-kacangan dengan aroma lebih wangi.

Sedangkan Robusta cenderung pahit dan chocolaty (rasa cokelat) tanpa sedikitpun rasa asam, apalagi manis. Sementara Liberika memiliki cita rasa yang lebih seimbang antara pahit dan manis. Pada jenis Excelsa, aroma buah nangka  terasa sangat kuat.

Bagi penikmat kopi sejati akan sangat mudah membedakan jenis-jenis itu bahkan hanya dengan menghirup aromanya. Namun, tentu tidak semua penikmat bisa dengan mudah membedakan kopi yang dinikmatinya. Nah, berikut ini perbedaan secara rinci dari jenis tersebut:

Ini Beda Kopi Arabika, Robusta, dan Liberika
Petani memanen cerry atau buah kopi/ekonomibisnis.com

Tiga Jenis Kopi yang Populer

Kopi Arabika

Arabika tumbuh baik di ketinggian 1200-2000 mdpl dengan suhu 16-20 C . Tinggi pohon arabika bisa mencapai 2-4 meter dengan daun berwarna hijau tua serta aroma yang harum.  Cabang-cabangnya tumbuh berlawanan arah dan saling berpasangan. Bentuk buah atau cerry lonjong dengan ukuran biji besar.

Arabika memiliki kadar kafein lebih rendah dibanding jenis Robusta ataupun Liberika. Memiliki tingkat keasaman tinggi, tidak heran jika rasa pahit kopi sedikit tersamarkan. Saat diseduh, Arabika memiliki rasa yang soft (halus, tidak pahit) di mulut. Inilah keunggulan rasa kopi Arabika dibanding dua jenis kopi lain.

Rasa yang lebut dan tidak pahit inilah yang membuat Arabika memiliki banyak penggemar. Mereka menyebut Arabika adalah kopi dengan citarasa terbaik. Di pasaran, harga Arabika memang lebih mahal dibandikan Robusta dan Liberika.

 

Kopi Robusta

Pohon robusta tumbuh di ketinggian mulai 400-700 mdp dengan suhu 21-24 C. Karena tidak memerlukan dataran tinggi, penanaman robusta lebih gampang dibanding arabika. Selain itu, pohon robusta juga lebih cepat tumbuh dan berbuah. Berbeda dnegan pohon arabika yang membutuhkan waktu beberapa tahun untuk panen.

Pohon robusta lebih tinggi dan besar dibandingkan Arabika, mencapai 4-6 meter. Daunnya tipis, dan bergerigi, sedangkan buahnya bergerombol. Biji kopi robusta cenderung bulat, tapi ukuran lebih kecil di bandingkan Arabika.

Berbeda dengan Arabika, pohon Robusta lebih tahan serangan hama karena kandungan kafein yang lebih tinggi, yaitu sekitar 2,2%. Bandingkan dengan kadar kafein kopi arabika yang hanya 1,2%.

Kadar kafein yang tinggi inilah yang membuat robusta ini terasa lebih pahit. Apalagi kadar gula dalam robusta rendah sehingga jenis ini terasa lebih kental jika diseduh. Namun jangan salah, cita rasa pahit ini merupakan salah satu yang membuat penggemarnya ketagihan.

Meski terasa pahit coklat, namun aroma robusta cenderung manis. Robusta juga mendominasi pasar kopi lokal sekitar 70% untuk industri-industri kopi instan. Sementara Arabika lebih banyak mengisi ruang-ruang coffee shop atau warung kopi.

Banyak yang bilang menikmati secangkir espresso, kopi tubruk, atau seduh pour over paling pas dengan Arabika, dan robusta hanya pantas sebagai campuran es kopi susu, atau di-blend dengan arabika. Tapi tentu saja itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, rasa itu sangat individual. Semua akan kembali pada selera masing-masing.

Ini Beda Kopi Arabika, Robusta, dan Liberika
Petani memanen buah kopi/inews

Liberika

Liberika berasal dari Liberia, Afrika. Namanya memang diambil dari tempatnya berasal. Namun, Liberika sebenarnya juga ditemukan tumbuh secara liar di daerah Afrika lain. LIberika dibawa Belanda ke Indonesia pada abad ke-19 untuk menggantikan Arabika yang terserang wabah karat daun. Namun kurang berhasil karena pertumbuhan produktivitas liberika tidak maksimal. Saat ini, liberika hanya ditanam secara terbatas di negara-negara Afrika dan sebagian Asia. Produksinya jauh di bawah arabika dan robusta.

Pohon Liberika bisa tumbuh di dataran rendah dan bahkan di lahan gambut dengan tinggi pohon mencapai 9 meter. Tegak dan berbatang lurus. Daunnya tebal dan kasar. Biji liberika lebih besar jika dibandingkan dengan Arabika ataupun Robusta.

Namun, meskipun ukuran biji liberika lebih besar, hasil kering biji Liberika ini merosot banyak dari bobot basahnya. Inilah salah satu sebab Liberika kurang diminati para petani untuk dibudidaya.

Aroma Liberika menyengat seperti buah nangka.  Namun, aroma ini tidak diikuti dengan cita rasanya. Sebab, rasa Liberika cenderung pahit mestki tidak sepahit Robusta. Biasanya, dalam penyajiannya liberika kerap di-blend (campur) dengan susu.

Masyarat lokal lebih mengenal Liberika sebagai kopi Nangka. Selain aromanya yang menyengat, bisa jadi juga karena ukuran biji yang besar dibanding biji robusta dan arabika. (*)

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar