Ingin Merdeka Secara Finansial? Ikuti 7 Langkah Ini

Menjadi pribadi yang merdeka secara finansial hingga saat ini masih menjadi cita-cita banyak orang. Meski Indonesia sudah merdeka sejak tahun 1945, namun pada kenyataanya belum banyak orang yang bisa merasakan “merdeka”. Khususnya merdeka secara finansial.

Merdeka secara finansial menurut Eko Endarto (seorang perencana keuangan Financia Consulting),  adalah keadaan ketika seseorang mencapai tujuan keuangannya, minimal memiliki dana pendidikan anak, dana pensiun, dan proteksi terlindungi melalui asuransi.

Dengan dicapainya tiga tujuan tersebut, maka jika suatu saat seseorang membutuhkan dana untuk keperluan ketiganya, kondisi keuangannya secara keseluruhan tidak terganggu. Oleh karena itu pada dasarnya, “Kemerdekaan finansial itu bukan berarti punya uang yang banyak,” tegas Eko.

Menurut Eko Pranoto yang saat ini juga menjadi penulis buku Finansial Wisdom, kemerdekaan finansial bukan berarti ketiga tujuan keuangan tadi, secara nominal, sudah tercapai. “Masih setor dananya secara rutin itu juga sudah bisa dibilang sudah merdeka finansial,” ujarnya.

Hingga saat ini, merdeka secara finansial masih sering diartikan secara kurang tepat. Ada pendapat yang menyatakan bahwa kemerdekaan finansial adalah suatu kondisi di mana seseorang sudah punya aset yang memberikan passive income atau punya kelebihan pendapatan. “Istilah yang tepat, menurut saya, kemandirian finansial,” kata Eko Pratomo.

Tentang Kebutuhan Masa Depan

Jika melihat kondisi masyarakat saat ini, menurut Eko Pratomo, masih banyak orang yang belum sadar akan pentingnya pemenuhan kebutuhan masa depan yang harus disiapkan sejak dini. “Anak sudah kelas 2 SMA baru kelabakan menyiapkan biaya masuk kuliah, padahal seharusnya sejak anaknya lahir harus sudah disiapkan dana pendidikannya,” jelasnya.

Untuk menjadi pribadi yang merdeka secara finansial, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah tentang pola hidup yang musti disesuaikan dengan besarnya penghasilan. Pengeluaran sebisa mungkin diatur agar bisa lebih kecil daripada penghasilannya. “Jangan sampai misalnya gaji Rp 10 juta terus dihabiskan. Setidaknya belanjakan hanya Rp 7 juta,” jelas Eko Pratomo. Sisa penghasilan, bisa digunakan untuk mengangsur kebutuhan masa depan.

Menurut Eko Endarto, ada tujuh langkah yang harus dilakukan oleh siapapun yang ingin merdeka secara finansial. Secara garis langkah-langkah tersebut diantaranya adalah :

1. Identifikasi aset yang telah dimiliki

Langkah pertama yang harus dilakukan agar bisa merdeka secara finansial adalah melakukan identifikasi semua aset yang dimiliki. Hal ini menjadi penting untuk dilakukan agar dapat membedakan mana aset yang produktif dan mana saja harta benda yang tidak/kurang produktif (liabilitas).

Aset produktif merupakan semua harta benda yang mampu menghasilkan pendapatan atau passive income. Misalnya rumah yang dikontrakkan, ruko yang disewakan, kos-kosan, atau yang lainnya. Sedangkan untuk beberapa harta benda yang tidak/kurang produktif maka perlu solusi agar bisa lebih produktif. Jika memang tidak bisa produktif dan justru membebani keuangan, maka benda-benda tersebut bisa dijual.

2. Melunasi semua utang yang ada

Hingga saat ini, utang bisa dikatakan telah menjadi cara paling cepat yang dapat dilakukan oleh banyak orang untuk mengatasi masalah keuangannya. Baik utang di bank, KPR, rentenir maupun utang konsumtif dalam bentuk utang kartu kredit. Untuk menggapai kemerdekaan finansial, langkah utama yang harus dilakukan adakah melunasi semua utang yang ada terlebih dahulu.

Apapun bentuk utangnya, misalnya utang di KPR, akan lebih baik jika keseluruhan cicilan tidak lebih dari kisaran 30% hingga 40 persen dari penghasilan. Jika semua cicilan di atas 40% dari penghasilan, maka bisa dipastikan kondisi keuangan tidak akan nyaman. Dengan cicilan utang yang terlalu tinggi maka bisa dipastikan akan sangat kesulitan untuk bisa menyisihkan dana pendidikan anak dan pensiun.

3. Mengantisipasi risiko saat akan berinvestasi

Berinvestasi merupakan salah satu jalan untuk bisa merdeka secara finansial. Meski demikian dibutuhkan proteksi berupa asuransi agar seluruh hasil investasi tidak sia-sia. Asuransi ini bisa berupa asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa.

Menurut Eko Endarto, prioritas utama yang harus memiliki asuransi jiwa adalah pihak yang memiliki tanggung jawab keuangan paling besar. Misalnya suami maupun istri, dan juga bisa keduanya jika mereka semua bekerja. Sedangkan untuk asuransi kesehatan adalah untuk seluruh anggota keluarga.

Eko Endarto memberi tips untuk dijadikan pedoman, dana untuk pertanggungan asuransi jiwa setidaknya sekitar 50 kali pengeluaran bulanan. Sedangkan untuk pertanggungan yang ideal adalah 100 kali pengeluaran bulanan. (baca juga : Aneka Jenis Emas Untuk Investasi Keluarga)

4. Menyiapkan dana darurat untuk kebutuhan mendesak

Meski dalam kehidupan keluarga akan selalu dibenturkan dengan berbagai kebutuhan harian, namun menyiapkan dana darurat sangat penting dilakukan. Dana darurat ini merupakan sejumlah uang yang harus disiapkan untuk menanggulangi berbagai hal yang tidak terduga dan mendesak serta terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurut Eko Endarto, besaran dana darurat yang harus disiapkan ini minimal 3 kali pengeluaran bulanan. Dana ini bisa ditempatkan dalam tabungan sebesar 1 kali pengeluaran dan deposito sebesar 2 kali pengeluaran bulanan. Namun, idealnya adalah 6 kali pengeluaran bulanan. Penempatannya bisa dengan komposisi tabungan 1 kali pengeluaran bulanan, deposito 2 kali pengeluaran bulanan, emas atau reksadana pendapatan tetap 3 kali pengeluaran bulanan.

5. Menetapkan tujuan keuangan

Setiap orang atau keluarga akan lebih baik jika sejak dini mereka menetapkan tujuan keuangannya secara jelas. Jika seseorang telah mencapai tujuan keuangan secara nyata, maka bukan hal yang mustahil akan tercapai pula cita-cita untuk merdeka secara finansial.

Membuat skala prioritas penting dilakukan untuk mencapai berbagai tujuan keuangan. Beberapa tujuan keuangan yang bisa direncanakan misalnya menyiapkan dana pendidikan untuk anak, menyisihkan dana untuk pensiun, target untuk memiliki rumah impian, dan lain sebagainya. Dari masing-masing tujuan tersebut ada baiknya dirinci secar jelas dan dapat dijabarkan secara mendetail, sehingga dapat diperkirakan seberapa lama dana bisa terkumpul dan berapa jumlah dana yang harus dimiliki untuk mencapai tujuan keuangan tersebut.

Bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, merupakan salah satu cara untuk bisa mencapai tujuan keuangan. Agar bisa mencapai tujuan keuangan secara tepat, maka dibutuhkan juga akuntansi rumah tangga sehingga bisa memilih dan memilah mana skala prioritas dan yang bukan prioritas. Pengetahuan finansial sangat dibutuhkan untuk dapat menetapkan tujuan finansial secara tepat.

6. Memilih instrumen investasi

Hingga saat ini semakin banyak instrumen investasi yang bisa dipilih agar bisa merdeka secara finansial. Untuk itu update berita bisa menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang dunia investasi. Berbagai informasi ini berguna sebagai bahan pertimbangan untuk memilih berbagai instrumen investasi sehingga dapat disesuaikan dengan profil risiko sebagai investor.

“Jangan berinvestasi pada produk yang Anda tidak kenal,” kata Michael Tjoajadi, yang saat ini menjabat Direktur PT Schroder Invesment Management Indonesia. Jika masih ragu dengan kemampuan dan pengetahuan sendiri terhadap produk investasi, ada baiknya jika menggunakan jasa perencana keuangan untuk membantu dalam memilih produk investasi yang tepat sesuai profil dan risikonya.

Memang berinvestasi dalam bentuk apapun pasti memiliki risiko. Namun meminimalisir resiko bisa menjadi satu cara untuk selamat dari keterpurukan dalam berinvestasi. (baca juga : 10 Jenis Investasi Yang Menguntungkan)

7. Merdeka secara finansial dengan berinvestasi secara tepat

Setelah enam langkah diatas telah dilakukan, puncak penentuan untuk bisa merdeka secara finansial adalah dengan AKSI untuk berinvestasi secara tepat. Dengan berinvestasi secara tepat sesuai dengan profil resikonya, naka Anda akan bisa menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga sampai di titik kemerdekaan finansial.

Lakukan investasi secara rutin dan konsisten sampai tujuan keuangan tercapai. Ingat dengan salah satu pepatah ini : “Jangan menaruh telur dalam satu keranjang”.  Semoga sukses..!

Sumber bacaan : Kompas.com

Tinggalkan komentar