Industri Kreatif akhir-akhir ini menjadi sebuah perbincangan menarik bagi banyak orang di Indonesia. Terlebih saat Presiden Joko Widodo membentuk Badan Ekonomi Kreatif yang memang difokuskan untuk mengurusi berbagai hal yang menyangkut ekonomi kreatif.
Pengembangan ekonomi berbasis kreativitas ini memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Presiden Joko Widodo sendiri optimistis bahwa pengembangan industri kreatif ini kelak bisa menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Mengutip dari Wikipedia, Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga dikenal dengan nama lain Industri Budaya (terutama di Eropa) atau juga Ekonomi Kreatif.
Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Hal ini sangat berbeda dengan sektor lain yang hingga saat ini masih sangat ketergantungan pada eksploitasi sumber daya alam.
Seperti yang dikutip dari situs resmi Badan Ekonomi Kreatif (bekraf), dalam pengembangan industri kreatif ini telah ditetapkan 16 subsektor yang menjadi fokus untuk dikelola dan dikembangkan.
Adapun subsektor industri kreatif tersebut diantaranya adalah :
1. Subsektor Aplikasi dan Pengembang Permainan
Aplikasi dan pengembangan permaianan (game) merupakan salah satu subsektor industri kreatif yang sedang digalakkan pemerintah.
Subsektor ini merupakan bentuk respon atas semakin banyaknya pemanfaatan smartphone oleh masyarakat.
Melalui handphone canggihnya masyarakat saat ini telah terbiasa menggunakan berbagai aplikasi seperti media sosial, aplikasi berita, musik, penerjemah, permainan dan lain sebagainya.
Dengan mengembangkan subsektor ini duharapkan masyarakat juga bisa membuat, bukan hanya sebagai penikmat.
Peluang usaha di dunia aplikasi dan game memang kedepan diprediksi akan semakin besar.
Apalagi hingga kini Indonesia masih memiliki keterbatasan sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas atau kualitas.
Siapapun masih punya kesempatan untuk belajar, mengembangkan dan memulai bekerja di bisnis ini.
Pengembang aplikasi dan permainan bisa memasukkan unsur-unsur aplikasi dan permainan ke dalam dunia pendidikan, dunia usaha, dan lain sebagainya.
2. Industri Kreatif Subsektor Arsitektur
Menjadi seorang arsitek merupakan salah satu pekerjaan yang membutuhkan kreativitas yang tinggi.
Untuk itulah arsitektur juga menjadi salah satu subsektor dalam industri kreatif.
Peran arsitektur di Indonesia sangatlah penting.
Dalam hal budaya, keanekaragaman arsitektur lokal dan daerah menunjukkan karakter Bangsa Indonesia yang mempunyai beraneka ragam budaya.
Sedangkan dalam hal pembangunan, arsitektur juga berperan dalam merancang dasar pembangunan sebuah kota.
Hingga saat ini Indonesia masih sangat kekurangan tenaga ahli dalam merancang bangunan.
Menurut data anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), jumlah arsitek di Indonesia hanya 15 ribu orang, sangat kurang jika dibandingkan dengan 250 juta penduduk Indonesia.
Minimnya arsitek yang dipandang berkualitas, menyebabkan para pengembang besar menggunakan jasa arsitek asing daripada arsitek lokal.
Jika Anda tertarik di subsektor industri kreatif ini, Anda bisa saja memulai memunculkan inovasi produk arsitektur yang menyiratkan karakter budaya dan kearifan lokal Indonesia.
3. Industri Kreatif Subsektor Desain Interior
Masih terkait dengan dunia arsitektur, desain interior di Indonesia juga masih memiliki peluang cukup besar untuk dikembangkan.
Apalagi seiring perkembangan teknologi informasi saat ini, masyarakat sudah mulai mengapresiasi estetika ruangan secara lebih baik.
Pengguna jasa desainer interior hingga saat ini lebih banyak menggunakan para desainer untuk merancang estetika interior hunian, hotel, dan perkantoran.
Baca juga : Kuliah Jurusan Desain Interior, Ini Prospek Kerjanya
4. Subsektor Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual (DKV) punya peran penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis di Indonesia.
Dengan semakin banyaknya desainer yang lebih memahami situasi pasar, pengetahuan, dan nilai-nilai lokal, menjadikan subsektor indutri kreatif ini unggul dan mampu bersaing baik di dalam negeri dan internasional.
(Baca juga : Belajar Desain Komunikasi Visual? Ini Peluang Usahanya)
5. Industri Kreatif Subsektor Desain Produk
Desain produk merupakan proses kreasi sebuah produk yang menggabungkan unsur fungsi dengan estetika sehingga bermanfaat dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat.
Tren sub sektor ini sangat positif.
Dengan populasi penduduk yang didominasi oleh usia produktif, potensi terbentuknya interaksi antara pelaku industri dan pasar pun sangat besar.
Ditambah lagi masyarakat dan pasar sekarang memiliki apresiasi terhadap produk yang berkualitas.
Sub sektor desain produk juga didukung oleh para pelaku industri yang memiliki craftmanshift andal.
Para desainer produk mampu menggali dan mengangkat kearifan lokal, kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam, dalam setiap karya-karyanya. Sebagai wakil pemerintah.
Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk subsektor ini adalah dengan mengelola industri dari hulu ke hilir, bekerja sama dengan berbagai asosiasi untuk meningkatkan penggunaan desain produk lokal Indonesia, dan mendirikan pusat desain sebagai hub lintas subsektor.
Untuk jangka panjang, perlu adanya undang-undang atau peraturan yang menetapkan supaya setiap retail dan mall menjual minimal 20-30% produk-produk lokal.
Baca juga : 8 Tips Membuat Kemasan Produk Yang Baik
6. Industri Kreatif Subsektor Fashion
Tren fashion senantiasa berubah dengan cepat.
Dalam hitungan bulan, selalu muncul mode fashion baru. Ini tak lepas dari produktivitas para desainer fashion lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru, dan munculnya generasi muda kreatif yang antusias dengan industri fashion ini.
Masyarakat sebagai pasar pun juga semakin cerdas dan berselera tinggi dalam memilih fashion.
(baca juga : Tips Mendirikan Usaha Konveksi Kaos)
7. Subsektor Film, Animasi, dan Video
Perfilman Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang positif.
Para rumah produksi mulai berlomba-lomba menggenjot produktivitasnya menggarap film yang berkualitas dari segi cerita sekaligus menguntungkan secara komersial.
Ini tak lepas dari potensi penonton Indonesia yang sangat besar dan bisa mengapresiasi film produksi lokal secara positif.
Baca juga : Membuat Film Pendek, Ini Tahapan dan Prosesnya
Sub sektor ini memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi lebih baik, walapun masih harus menghadapi berbagai tantangan.
Beberapa di antaranya adalah minimnya SDM yang benar-benar mempunyai keahlian di bidang film, sehingga pilihan untuk memperoleh tim dari sutradara, penulis skenario, kru, dan pemain film, sangat terbatas.
Permasalahan lain yang tak kalah penting adalah layar bioskop yang terbatas dan tidak merata penyebarannya, serta belum adanya proteksi terhadap hak karya cipta sehingga aksi pembajakan masih marak.
baca juga : Kiat Sukses Usaha Rumahan Jasa Video Shooting
8. Industri Kreatif Subsektor Fotografi
Perkembangan subsektor fotografi yang cukup pesat tak lepas dari banyaknya generasi muda yang sangat antusias belajar fotografi.
Tak sedikit pula dari mereka yang kemudian memutuskan terjun di bidang ini sebagai profesional.
Masyarakat pun memberikan apresiasi yang positif terhadap dunia fotografi.
Beberapa pelaku memberikan pendapatnya tentang apa yang masih harus digarap dalam bidang fotografi ini.
Pertama, belum adanya perlindungan HKI terutama untuk hak penggunaan karya fotografi.
Kedua, belum adanya pengarsipan karya-karya fotografi Indonesia.
Dan ketiga, Bekraf diharapkan bisa membantu para fotografer Indonesia mendapatkan perhatian internasional.
Baca juga : Merintis Usaha Studio Foto? Jangan Lewatkan 7 Langkah ini
9. Industri Kreatif Subsektor Kriya
Seni kriya merupakan salah satu sub sektor yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia dan sangat dekat dengan industri pariwisata.
Dilihat dari materialnya, kriya meliputi segala kerajinan yang berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil.
Ketersediaan bahan baku material yang berlimpah dan kreativitas para pelaku industri menjadi faktor utama majunya subsektor ini.
Indonesia memiliki banyak pelaku seni kriya yang kreatif dan piawai dalam berbisnis.
Bisnis kriyanya pun beragam.
Banyak dari mereka berhasil memasarkan produknya sampai ke pasar luar negeri.
Produk-produk kriya Indonesia terkenal dengan ‘buatan tangan’-nya, dan memanfaatkan hal tersebut sebagai nilai tambah sehingga bisa dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi.
10. Industri Kreatif Subsektor Kuliner
Sub sektor kuliner memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu 30% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Industri kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk berkembang, oleh karena itu pemerintah akan mendukung sub sektor ini supaya lebih maju.
Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada beberapa hal yang harus diperbaiki dan dikelola secara lebih serius.
Salah satu di antaranya adalah perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu sehingga lebih mudah dan efektif.
Para pebisnis kuliner baru sebaiknya mendapatkan panduan dari pemerintah, bisa dari pelatihan bisnis, informasi perizinan, sampai pada pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha.
Baca juga : Kiat Sukses Merintis Usaha Katering Pernikahan
11. Industri Kreatif Subsektor Musik
Musik merupakan industri cukup menjanjikan dalam dunia showbiz.
Besarnya minat dan antusiasme para musisi muda untuk terjun ke dalam bidang ini menunjukkan bahwa musik punya potensi menjadi industri yang lebih besar.
Bekraf optimistis menempatkan musik sebagai salah satu sub sektor yang akan dikelola secara lebih maksimal.
Meskipun sub sektor musik punya potensi yang sangat besar, beberapa pelaku melihat permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Salah satu tantangan terbesar pembajakan yang masih marak sehingga menyebabkan perkembangan industri musik di Indonesia terhambat.
Pembajakan tentunya menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas produksi, menurunnya apresiasi masyarakat terhadap musik, dan turunnya minat investasi di bidang ini.
Baca juga : Industri Musik: 17 Contoh Bisnis Kreatif yang Bisa Kamu Coba
12. Industri Kreatif Subsektor Penerbitan
Pasar industri penerbitan memang tidak sebesar sub sektor yang lain, namun industri ini punya potensi yang tak kalah kuat. Banyak penerbitan besar dan kecil yang masih bermunculan meramaikan industri ini.
Ditambah lagi perkembangan teknologi yang memungkinkan buku diterbitkan dalam bentuk digital.
Penerbitan turut berperan aktif dalam membangun kekuatan intelektualitas bangsa.
Munculnya sastrawan, penulis, peneliti, dan para cendekiawan, tak lepas dari peran industri ini.
Walaupun saat ini profesi penulis masih dianggap kurang menjanjikan, banyak para penulis muda yang sangat antusias, silih berganti menerbitkan karya-karyanya.
13. Industri Kreatif Subsektor Periklanan
Periklanan adalah sub sektor ekonomi kreatif yang karyanya memiliki daya sebar paling tinggi.
Hal ini tak lepas dari peran sinergi para pemilik modal yang ingin memasarkan produk dan jasa mereka dengan media yang dimanfaatkan.
Sampai saat ini, iklan masih menjadi medium paling efisien untuk memublikasikan produk dan jasa.
Potensi industri ini pun tak perlu diragukan lagi. Pertumbuhan belanja iklan nasional bisa mencapai 5-7% setiap tahunnya.
Ditambah lagi, iklan mempunyai soft power berperan dalam membentuk pola konsumsi, pola berpikir, dan pola hidup masyarakat.
Oleh karena itu sangat penting apabila subsektor ini dikuasai oleh SDM lokal.
Baca juga : Macam-Macam Media Iklan Untuk Promosi
14. Subsektor Seni Pertunjukan
Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman seni dan tradisi pertunjukan, seperti wayang, teater, tari, dan lain sebagainya.
Seni pertunjukan dari masing-masing daerah sudah tersebar secara sporadis ke seluruh wilayah di Indonesia.
Banyaknya jumlah seni pertunjukan baik tradisi maupun kontemporer yang selama ini dikreasikan, dikembangkan, dan dipromosikan, telah mendapatkan apresiasi dunia international.
Peran pemerintah tentu sangat diperlukan, terutama dalam menentukan regulasi yang komprehensif untuk mendorong sub sektor seni pertunjukan ini supaya lebih berkembang.
Tak hanya itu, peran pemerintah dalam menfasilitasi pembangunan gedung atau tempat pertunjukan yang representatif dan bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat juga mutlak diperlukan.
Baca juga : Ingin Sukses Membuat Event? Begini Langkahnya
15. Subsektor Seni Rupa
Industri seni rupa dunia sedang memusatkan perhatiannya ke Asia Tenggara. Indonesia pun tak luput dari perhatian mereka. Di mana Indonesia mempunyai potensi terbesar baik secara kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas, dan potensi pasar.
Seni rupa Indonesia juga sudah memiliki jaringan yang sangat kuat baik dalam negeri ataupun di luar negeri.
Berbagai festival seni rupa diadakan secara rutin.
Sudah ada empat perhelatan seni rupa yang reputasinya diakui secara internasional.
Mereka adalah Jogja Biennale, Jakarta Biennale, Art Jog, dan OK Video Festival.
Bahkan sudah lebih dari 160 pelaku kreatif seni rupa Indonesia terlibat dalam forum dan acara internasional.
Baca juga : Affandi, Pelukis Legendaris Aliran Ekspresionisme Indonesia
16. Subsektor Televisi dan Radio
Meskipun tidak semuktahir ponsel dan gawai lainnya, televisi dan radio masih mempunyai peran yang sangat besar dalam penyebaran informasi.
Saat ini, kepemilikan televisi dan radio sudah merata, sehingga setiap lapisan masyarakat bisa mengakses teknologi ini.
Pertumbuhan jumlah stasiun televisi dan stasiun radio pun masih terus bertambah.
Namun, pertumbuhan dan potensi tersebut belum disertai dengan tayangan televisi yang berkualitas.
Mayoritas program televisi, karena mengejar rating tinggi, tak lagi memperhatikan kualitas program yang ditayangkan. Industri ini kekurangan rumah produksi dan SDM yang bisa merancang program-program berkualitas.